(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Hati-hati, Keluhan di Lambung Tidak Selalu Sakit Maag

Admin rsud | 10 April 2019 | 5299 kali

Gangguan di lambung memang kerap membingungkan. Orang biasanya akan memvonis dirinya sendiri dengan sakit maag, ketika muncul gejala nyeri, perih, dan kembung. Tidak bisa dimungkiri, penyakit pencernaan yang paling populer di masyarakat saat ini adalah sakit maag, sehingga semua gangguan di lambung selalu dikira sakit maag.

Dijelaskan dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi dari Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah, dr. Hendra Nurjadin SpPD-KGEH dalam diskusi bertema "Gangguan Pencernaan" di Jakarta, 29 Maret lalu, minimnya pengetahuan akan penyakit pencernaan menyebabkan banyak sekali mitos. Masyarakat tidak paham bahwa ada beberapa gejala di lambung yang mirip sakit maag. 

“Mitos yang paling sering kita dengar adalah orang meninggal mendadak karena sakit maag kronis, atau meninggal mendadak karena asam lambung sudah sampai ke jantung, dan masih banyak lagi mitos yang tidak benar,” ujar dr. Hendra memulai paparannya.

 Padahal, sakit maag tidak dapat menyebabkan kematian mendadak. Lantas apa saja kemungkinan penyakit dengan gejala yang mirip sakit maag?

Apa itu Sakit Maag?

Sakit maag, menurut dr. Hendra, sebenarnya bukan merupakan istilah medis. Istilah sakit maag ini ternyata hanya digunakan oleh orang Indonesia saja lho Gengs! Semua keluhan yang disebabkan gangguan pencernaan seperti sakit perut, mual, muntah, kembung, begah, sendawa, rasa terbakar di ulu hati atau dada umumnya disebut sebagai sakit maag.

Gejala tersebut tidak semuanya berasal dari lambung, namun bisa berasal dari kerongkongan dan usus duabelas jari (duodenum). “Organ lain juga dapat memunculkan keluhan seperti sakit maag, misalnya gangguan atau penyakit di pankreas, saluran empedu, bahkan di jantung,” jelas dr. Hendra.

Perbedaan Sakit Maag, Dispepsia, dan Gastritis

Istilah sakit maag itu, menurut dr. Hendra, yang benar adalah kumpulan keluhan, yang dalam istilah kedokteran disebut sindroma dispepsia. Sindroma dispepsia juga sering dikaitkan dengan gastritis atau radang lambung. Namun ada perbedaannya, gastritis adalah keluhan sakit maag yang sudah dipastikan dengan pemeriksaan endoskopi serta dilakukan biopsi lapisan lambung.

Setelah lambung diteropong dengan endoskopi dan ditemukan tanda-tanda peradangan, baik disebabkan bakteri maupun bukan, barulah disebut gastritis. Bakteri penyebab gastritis yang paling sering ditemukan adalah Helicobacter pylori.

Jika infeksi H. pylori ini tidak ditangani dengan tuntas, lama-lama akan menjadi tukak lambung (luka atau ulkus peptikum) dan bahkan berpotensi menjadi keganasan (kanker lambung) di kemudian hari.

Keluhan di Lambung yang Mirip Sakit Maag

Ketika seseorang mengeluhkan nyeri di ulu hati, diikuti napas sesak, apakah itu merupakan gejala sakit maag atau serangan jantung? Orang awam, menurut dr. Hendra, memang kadang sulit membedakannya. 

“Nyeri dada timbul dari organ mana saja yang ada di rongga dada. Bisa dari jantung, paru, tulang rusuk, radang empedu atau dari lambung,” jelasnya. Menurut dr. Hendra, ada banyak gangguan nyeri dada yang mirip sekali dengan gejala sakit maag. Inilah beberapa di antaranya:

1. GERD

Gastro-esophageal reflux disease (GERD) adalah salah satu penyakit yang menyebabkan keluhan mirip sakit maag, dengan gejala utama berupa sendawa, heart burn (rasa panas di belakang dada). 

 Penyebabnya adalah naiknya isi lambung berulang kali ke kerongkongan. Cairan asam lambung ini bersifat sangat asam sehingga berpotensi melukai kerongkongan, menyebabkan penyakit yang disebut barret's esophagus. Tandanya GERD sudah menyebabkan luka di kerongkongan adalah kesulitan menelan. Jika dibiarkan bisa menjadi kanker kerongkongan.

 2. Serangan Jantung

Serangan jantung juga kerap disepelekan sebagai gejala sakit maag. Sama-sama nyeri di dada, sebenarnya ada gejala yang sangat berbeda antara sakit maag dengan serangan jantung

Nyeri dada akibat serangan jantung terasa seperti tertindih dan berat, dan terjadi saat beraktivitas, dan mereda saat istirahat. Nyeri dada ini umumnya menjalar sampai ke lengan, punggung dan rahang, disertai keringat dingin.

 “Waspadai semua gejala nyeri dada yang mirip sakit maag, terutama pada mereka yang memiliki faktor risiko seperti merokok, diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, berusia di atas 45 tahun pada laki-laki dan di atas 55 tahun untuk wanita, serta ada riwayat sakit jantung di keluarga. Lebih baik pikirkan serangan jantung daripada terlambat,” ujar dr. Hendra. (AY)

 

 

 

By guesehat.com