(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Gigi Berlubang

Admin rsud | 17 Desember 2019 | 878 kali

Gigi berlubang terjadi ketika gigi membusuk karena makanan sisa tertinggal pada gigi. Bakteri di mulut menghasilkan asam yang kemudian berubah menjadi plak. Jika dibiarkan, plak akan menyebabkan masalah lain, seperti gigi berlubang, penyakit gigi atau abses gigi.

Tidak hanya anak-anak yang bisa menderita gigi berlubang, namun seiring perubahan kondisi mulut menjelang dewasa, gusi akan semakin tertarik ke atas dan akar gigi semakin terpapar dengan makanan dan bakteri.

 Gejala gigi berlubang di antaranya adalah:

  • Sakit gigi
  • Gigi sensitif
  • Tampak gigi yang berlubang
  • Bintik abu-abu, cokelat atau hitam yang muncul pada gigi
  • Bau mulut
  • Rasa tidak enak pada mulut
Lubang gigi disebabkan oleh plak yang terbentuk akibat kombinasi sisa makanan, bakteri, air liur, dan zat asam.

Berikut ini proses terjadinya lubang pada gigi.

  • Plak terbentuk
    Semua orang memiliki bakteri di dalam mulutnya. Ketika mengonsumsi makanan atau minuman manis, bakteri akan mengubah gula menjadi asam. Plak terbentuk segera setelahnya. Plak adalah lapisan lengket yang melapisi gigi. Ketika sisa makanan tidak dibersihkan, bakteri dengan cepat mulai bereaksi dan membentuk plak. Setelah menempel di gigi, plak akan mengeras di bawah atau di atas garis gusi dan menjadi karang gigi.
  • Plak yang bereaksi
    Asam dalam plak dapat menghilangkan mineral pada lapisan terluar gigi (enamel) dan menyebabkan lubang kecil atau lubang pada enamel.
  • Kerusakan lanjut
    Kerusakan gigi akan berlanjut ke bagian tengah gigi (dentin) dan berlanjut ke lapisan gigi yang paling dalam (pulpa) yang berisi saraf dan pembuluh darah. Pulpa akan menjadi bengkak dan teriritasi oleh bakteri.

 Dokter gigi biasanya mendeteksi kerusakan gigi dengan cara:

  • Bertanya tentang gejala yang dirasakan
  • Memeriksa kondisi rongga mulut
  • Memeriksa jaringan lunak pada gigi
  • Memeriksa lubang dan pembusukan gigi dengan rontgen

Beberapa faktor risiko seseorang lebih rentan terkena gigi berlubang adalah:

  • Sering mengonsumi makanan atau minuman yang manis atau asam
  • Tidak rutin menggosok gigi atau membersihkan gigi dengan benang floss
  • Kekurangan fluoride
  • Keadaan mulut kering
Pengobatan untuk gigi berlubang bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya.
  • Untuk kerusakan gigi tahap awal, dokter mungkin hanya menggunakan gel fluoride, varnish atau pasta gigi ke area tersebut. Fluoride melindungi gigi dengan memperkuat enamel, dan membuat gigi lebih tahan terhadap asam plak, yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.
  • Apabila gigi sudah berlubang hingga lapisan enamel dan dentin, maka akan dilakukan penambalan.
  • Jika kerusakan gigi telah menyebar ke pulpa, dokter akan menggunakan prosedur yang dikenal sebagai perawatan saluran akar.
  • Jika gigi rusak parah dan tidak dapat dipulihkan, dokter mungkin akan mencabut gigi tersebut dan menggantinya dengan gigi tiruan sebagian, atau implan gigi.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko gigi berlubang, di antaranya adalah:

  • Melakukan kunjungan ke dokter gigi secara teratur untuk memeriksa dan membersihkan gigi
  • Mengurangi makanan dan minuman manis yang mengandung zat tepung
  • Menyikat gigi dengan pasta gigi dengan kandungan fluoride dua kali sehari, dan menggunakan benang gigi setidaknya sehari sekali
  • Tidak merokok maupun mengonsumsi alkohol secara berlebihan
  • Menemui dokter gigi jika mulut cenderung kering

Anda mungkin tidak menyadari adanya lubang pada gigi karena saat lubang masih kecil, tidak akan muncul gejala apapun. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan gigi secara rutin. Jika Anda mengalami sakit gigi atau terdapat keluhan pada rongga mulut, segera temui dokter gigi.

 

 

 

 

by : dr. Indra Wijaya sehatq.com