Jumlah penderita diabetes (DM) cenderung terus meningkat. Karena sifat penyakit yang menahun, maka disetiap fasilitas kesehatan penderita lama masih terus berdatangan. Apalagi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, maka penderita banyak ditemukan melalui chek – up atau skrining calon – calon pegawai di kantor – kantor atau perusahaan serta penderita yang datang sendiri ke klinik. Badan statistik 2003 penduduk usia > 20 th 133 juta. DM di Indonesia antara 7,2 – 14,7 %. Jadi jika penduduk Indonesia 133 juta jiwa, maka kira-kira terdapat penderita DM antara 5,5 – 8,2 juta jiwa. Tetapi yang diketahui berobat berdasarkan data-data publikasi kira – kira baru 1,3 – 1,5 juta jiwa. Sisanya belum diketahui atau belum terjangkau oleh sarana kesehatan yang ada. Biaya pengobatan sangat mahal, apalagi penderita DM terus menerus berobat supaya tidak terjadi komplikasi-komplikasi atau paling tidak memperlambat komplikasi yang sangat merugikan kehidupan penderita DM.
DEFINISI DAN KAUSA
Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit menahun dan progresif ditandai dengan kenaikan kadar gula darah terus menahun yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin, baik secara relatif maupun absolut didalam tubuh. Kadar insulin tersebut memang benar-benar berkurang atau jumlahnya cuup tetapi fungsinya menurun karena adanya zat-zat anti insulin . Insulin diprodusi oleh sel –sel Betha pulau-pulau Langerhans organ pankreas.
Ada beberapa faktor tertentu diduga dapat mengganggu produksi insulin oleh pankreas. Faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap timbulnya penyakit diabetes mellitus adalah keturunan, obat-obatan tertentu, penyakit - penyakit lain tertentu disertai kadar gula darah yang meningkat, suku bangsa, kegemukan, keadaan sosial ekonomi, nutrisi, infeksi, geografis dan lain – lain.
DIAGNOSA DAN GEJALA KLINIS
Gejala klinis penyakit DM yang terutama adalah adanya ” TRIAS DM ” yaitu selalu haus, banyak makan, banyak kencing (polidipsi, poliphagi, poliuria) ditambah badan lemas dan berat badan menurun secara drastis, meskipun yang bersangkutan makan dan minum banyak.
Gejala – gejala utama ini sering tidak lengkap atau tidak begitu jelas dirasakan sehingga tidak begitu disadari oleh sebagian besar penderita. Penderita kebanyakan datang ke dokter, klinik atau rumah sakit karena adanya keluhan atau gejala – gejala yang diakibatkan oleh komplikasi-komplikasi DM yang timbul.
Komplikasi-komplikasi yang dapat dikenal, terjadi secara akut dan secara kronik. Komplikasi-komplikasi akut misalnya penderita datang dengan koma diabetik baik yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi maupun yang disebabkan oleh kadar gula darah yang terlalu rendah; berbagai infeksi di kulit, selaput lendir kemaluan dengan adanya gatal – gatal di kulit yang tidak sembuh – sembuh; keputihan yang tidak sembuh – sembuh meskipun diobati; borok atau luka yang menahun dan sukar sembuh sehingga menjadi gangren dan lain – lain.
Komplikasi-komplikasi kronik pada organ-organ tubuh, misalnya :
- Gagal ginjal ringan sampai berat
- Mata kabur disebabkan adanya katarak atau kerusakan retina
- Gangguan pada syaraf tepi yang ditandai dengan gejala kesemutan, baal – baal pada anggota tubuh.
- Gangguan syaraf pusat yang dapat menimbulkan gangguan peredaran darah otak sehingga memudahan terjadinya stroke
- Gangguan pada jantung berupa penyakit jantung koroner
- Gangguan pada hati berupa perlemakan hati dan sirosis hati
- Gangguan pada pembuluh darah berupa penyakit hipertensi dan penebalan dinding pembuluh darah (arterosklerosis)
- Gangguan pada syaraf dan pembuluh darah dapat menimbulkan impotensi
- Paru – paru mudah terserang penyakit tuberkulosis
Panyakit DM tersebut selain didasarkan pada gejala-gejala dan pemeriksaan fisik, juga berdasarkan pemeriksaan penunjang dengan alat-alat EKG, USG alat pemeriksaan mata funduskopi , tensimeter, routgen dan lain – lain yang dilakukan untuk mengetahui komplikasi – komplikasi yang sudah terjadi. Penting sekali juga mengetahui hasil pemeriksaan darah, khususnya kadar gula darah penderita.
Diagnosis penderita DM untuk pemeriksaan penyaring ; apabila kadar gula darah vena puasa, lebih atau sama dengan 126 mg % dan 2 jam sesudah pembebanan glukose 75 gram lebih atau sama dengan 200 mg %, apabila darah diambil melalui kapiler, gula darah puasa lebih atau sama dengan 100 mg% dan 2 jam setelah pembebanan glukose lebih atau sama dengan 200 mg%. Kriteria ini berdasarkan WHO 1999.
Apabila hasil pemeriksaan gula darah vena : puasa 100 S/d 125 mg%, maka ditegakkan diagnosis Gula darah puasa terganggu (GDPT) dan apabila 2 jam setelah pembebanan gluose 140 – 199 mg % maka diagnosis adalah toleransi glukosa terganggu.
Selanjutnya penderita DM diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, tetapi disini hanya akan disinggung kelompok-kelompok yang banyak dijumpai di masyarakat yaitu :
- DM tipe 2 / NIDDM (Non Insulin Dependent DM) yaitu kelompok penderita DM yang untuk pengobatan dan kehidupannya tidak tergantung pada insulin dan kelompok ini di Indonesia adalah yang terbanyak , diduga jumlahnya sampai 95 %.
- DM tipe 1 / IDDM ( Insulin Dependent DM ) yaitu kelompok penderita DM yang untuk kehidupannya harus tergantung pada terapi insulin. Penderitanya tidak banyak, kira-kira kurang dari 5 %.
Kelompok yang lain adalah diabetes kehamilan, diabetes yang berhubungan dengan malnutrisi/ kurang gizi, diabetes yang disebabkan penyakit lain dan DM akibat pemakaian obat-obatan tertentu . Jumlah penderitanya sangat sedikit ditemukan.
PENGOBATAN
Pendekatan pengobatan DM dewasa ini telah sangat berkembang. Pengobatan DM tidak hanya bertujuan menurunkan gula darah saja, tetapi juga mencegah, memperlambat dan mengobati komplikasi. Oleh karena itu sifat penyakit ini menahun dan progresif. Maka tujuan pengobatan adalah mengurangi angka mortalitas (kematian) dan angka mordibilitas (kesakitan) serta meningkatkan kualitas hidup penderita.
DIET
Diet penderita diabetes mellitus pada dasarnya terdiri atas diet :
a. Untuk kebutuhan metabolisme basal
b. Untuk kebutuhan aktifitas sehari – hari
c. Untuk kebutuhan yang lain, misalnya ada infeksi, anemia, terlalu kurus dan lain-lain.
Kebutuhan kalori orang berbaring di rumah sakit dan orang yang bekerja/olahraga sangat berbeda. Pengertian diet yang salah adalah mengurangi makanan, padahal sebenarnya diet pada penderita DM harus disesuaikan dengan kebutuhan penderita sesuai dengan umur, berat badan, aktifitas fisik, penyakit-penyakit yang ada, kehamilan dan lain – lain.
Kebutuhan kalori basal 25 – 30 kal/kg BB; pemberian takaran makanan kepada penderita diabetes mellitus terutama ditujukan agar berat badan tetap ideal, sehingga kebutuhan kalori basal bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan aktifitas dan keadaan penderita . Untuk orang berusia lanjut , jumlah kalori bisa dikurangi 5 – 20 % .
Untuk orang beraktifitas sangat berat, kalori harus ditambah sampai 50 % dari kalori basal yang dibutuhkan, sedangkan untuk penderita yang bekerja ringan, kalori hanya ditambah 20 % ; pada inteksi kenaikan suhu badan 1 derajat C kalori ditambah 13 %.
Untuk penderita hamil trimester 1, kalori ditambah 150 kalori, trimester 2 – trimester 3 ditambah 350 kalori perharinya .
Untuk penderita-penderita kegemukan, kalori yang diperlukan harus dikurangi 20 % – 30 % . Sedang untuk penderita yang kurus, kalori basal harus ditambah 20% – 30 %.
Untuk menentukan kebutuhan kalori tiap penderita diabetes secara tepat, memang diperlukan perhitungan dan waktu agak lama , sehingga ia perlu tinggal di rumah sakit atau klinik untuk mempermudah penentuan diet standar.
-----------------------------------------------------------------------
Standar I 1100 kalori
II 1300 kalori
III 1500 kalori
IV 1700 kalori
V 1900 kalori
VI 2100 kalori
VII 2300 kalori
VIII 2500 kalori
Standar I – III untuk orang gemuk
Standar IV – V untuk orang berat badan ideal
Standar VI – VII untuk orang kurus
-----------------------------------------------------------------------
OBAT-OBATAN ANTI DIABETES
Obat-obatan anti diabetes berbentuk tablet (oral) atau injeksi (insulin). Insulin mempunyai daya kerja yang berbeda-beda. Ada yang mempunyai daya kerja cepat ( 6 – 10 jam), sedang (12 – 18 jam) dan lambat (24 – 36 jam). Yang menjadi persoalan pemberian obat-obatan anti diabetes adalah : apakah penderita dapat menghabiskan porsi makannya ? Dosis obat yang diberikan sudah sesuai atau belum ? Apabila penderita tidak bisa menghabiskan makanannya atau dosis obat terlalu besar meskipun makanannya habis, maka bahayanya adalah dapat terjadi hipoglikemia.
Hipoglikemia adalah keadaan kadar gula darah sangat rendah (kurang dari 90 mg%). Tanda-tanda hipoglikemia adalah : kepala pusing, mata kabur, pandangan berputar-putar, mual-mual, gemetar, keringat dingin, kesadaran menurun dan akhirnya koma ( koma hipoglikemik). Oleh karena itu perlu pengertian penderita untuk mengenal tanda-tanda ini dan bagaimana coba mengatasinya.
Untuk mengetahui dosis obat-obatan anti diabetes perlu dilakukan monitor gula darah dan reduksi urine secara teratur baik untuk penderita poliklinik,lebih-lebih lagi untuk penderita yang dirawat. Untuk golongan yang terakhir disebut, monitoring harus dilakukan lebih ketat. Pengobatan insulin terutama pada DM tipe 1, DM & kehamilan, DM tipe 2 dengan komplikasi akut.
OLAHRAGA
Telah terbukti bahwa olahraga yang teratur dengan porsi yang cukup dapat membantu mengontrol kadar gula darah penderita. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga rithmis dan dinamis seperti joging, senam aerobik, disco dll.
Olahraga harus disesuikan dengan kondisi penderita. Apakah sudah ada komplikasi atau belum, misalnya adanya gagal ginjal , penyakit jantung iskemik, hipertensi dan lain-lain.
Senam diabetes adalah olahraga yang diawasi dan yang diadakan oleh Klub Olahraga diabetes dan Persadia ( Persatuan Diabetes). Dalam klub pemeriksaan gula darah dikerjakan sebelum dan sesudah latihan.
Pada waktu latihan dilaksanakan (senam dan jogging) harus tercapai target zone nadi penderita yaitu 60 – 80 % x (220 – umur). Presentase target nadi harus disesuaikan dengan komplikasi yang sudah terjadi. Apabila terget zone tercapai, maka tingat kesegaran jasmani tercapai penuh (cukup fit). Efek olahraga selain meninggkatkan pembakaran juga mempengaruhi jantung dan sistem sirkulasi darah. Oleh sebab itu olahraga mempunyai manfaat dalam terapi DM.
PENYULUHAN
Penyuluhan terhadap penderita DM sangat penting, karena penyakit ini menahun dan progresif. Prinsipnya meningkatkan kualitas hidup penderita.
Penyuluhan dapat dilakukan oleh dokter , perawat , petugas kesehatan lain atau penderita/keluarga serta masyarakat awam yang telah dididik menjadi diabetik edukator . Penyuluhan ini sangat penting untuk penderita dan keluarganya , sehingga mereka dapat memahami penyakit serta komplikasi yang mungkin dapat terjadi kemudian. Penyuluhan ini dapat berupa seminar, simposium, ceramah, diskusi kelompok dan pendidikan personal.
PENGENDALIAN DIRI
Keberhasilan terapi DM sangat ditentukan oleh peranan pasien dalam mengontrol dan merawat dirinya sendiri. Melalui edukasi pasien akan mengetahui bagaiman usahanya sendiri atau peranannya dalam membantu terapi dokter.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri dalam meningkatkan keberhasilan terapi DM adalah :
- mengatur dietnya / variasi dietnya
- merawat kaki sehat
- merawat luka , ulcus
- menyuntik insulin sendiri
- mengatur porsi olahraga
- memonitor gula darah dan reduksi urin
Terdapat perbedaan pengelolaan diabetes mellitus waktu dulu dengan dan sekarang. Dulu penderita hanya menurut petunjuk-petunjuk dokter/perarat, sedangkan sekarang penderita dituntut lebih aktif. Selain untuk terapi dirinya sendiri, ia juga diharapkan dapat membantu pengobatan orang lain, misalnya menjadi diabetic edukator ( sekarang pandu diabetes), mengikuti kegiatan-kegiatan klub diabetes dan lain-lain, sehingga penderita menjadi lebih bergairah dan lebih berkualitas menjalani kehidupan sehari-hari, meskipun ia adalah seorang penderita diabetes.
BERKEMBANG PESAT
Dibeberapa negara maju sudah mulai dilakukan penelitian dan percobaan untuk melakukan transplantasi pankreas. Di Indonesia sendiri hal itu belum mulai dilakukan.
Bagaimanapun juga diagnosis dan penanganan diabetes sudah sangat berkembang dan telah terjadi pula beberapa perkembangan variasi peranan dokter, perawat, pasien dan keluarganya dalam usaha meningkatkan mutu pengobatan. Secara keseluruhan prinsip pengobatan DM adalah diet, obat-obatan, olahraga, pendidikan, mengontrol diri sendiri.
sumber : http://www.pbpapdi.org/papdi.php?pb=detil_berita&kd_berita=87