(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Depresi Saat Hamil: Gejala, Penyebab, Penanganan

Admin rsud | 10 April 2019 | 6297 kali

Selama kehamilan wanita akan sering mengalami gangguan kesehatan seperti kaki yang mudah sekali bengkak, perut sakit, hingga perdarahan. Hal-hal seperti ini umum terjadi pada wanita sehingga pencegahan sering dilakukan. Selain masalah fisik, sebenarnya wanita juga berisiko mengalami depresi saat hamil atau prenatal depression.

Nah, agar kita semua lebih memahami gangguan psikis yang muncul saat kehamilan seperti prenatal depression, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Sekilas tentang depresi saat hamil

Kehamilan adalah hal yang sangat diimpikan oleh banyak wanita. Namun, kehamilan juga kadang membawa rasa takut, stres, hingga akhirnya mengalami depresi. Berdasarkan The American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sekitar 14-23 persen wanita hamil berjuang dengan depresi hingga persalinan tiba.

Depresi saat hamil adalah gangguan suasana hati atau mood. Gangguan ini terjadi karena ada perubahan zat kimia atau secara spesifik terjadi karena hormon. Perubahan ini menyebabkan gangguan pada tubuh dan psikologi. Pada kondisi tertentu depresi bisa menyebabkan gangguan tidak hanya pada ibu saja, tapi juga janin.

Gejala depresi saat hamil

Wanita yang sedang hamil bisa dikatakan mengalami depresi kalau tanda di bawah ini muncul selama 2 minggu atau lebih. Jadi, perhatikan baik-baik agar bisa mengenali dan lebih waspada.

  • Mengalami rasa sedih yang berlebihan padahal sedang tidak ada masalah. Kalau kondisi ini terus berlanjut, Anda tidak bisa menyepelekannya begitu saja.
  • Konsentrasi akan mengalami penurunan cukup banyak. Kondisi ini membuat seorang wanita susah melakukan apa pun dengan baik khususnya mereka yang masih bekerja.
  • Mengalami gangguan tidur. Wanita yang mengalami depresi bisa mudah tidur atau sebaliknya susah sekali tidur. Salah satu dari kondisi ini akan mengganggu fisik dan psikis.
  • Kehilangan minat untuk melakukan aktivitas harian yang sebelumnya menarik. Misal Anda awalnya suka sekali menyaksikan drama di televisi. Namun, karena kondisi yang tidak bisa dijelaskan keinginan itu hilang begitu saja.
  • Muncul perasaan-perasaan buruk seperti keinginan untuk melakukan bunuh diri hingga merasa tidak memiliki harapan. Kalau perasaan ini sudah muncul, segera minta tolong pada orang terdekat.
  • Cemas terhadap banyak hal secara berlebihan. Kecemasan ini akan membuat Anda tidak bisa melakukan apa-apa.
  • Merasa bersalah dengan banyak hal padahal bukan kesalahannya sendiri. Kondisi ini akan memicu rasa sedih yang berlebihan.
  • Kebiasaan makan akan berubah entah menjadi lebih sedikit atau banyak dalam jangka waktu lebih dari 2 minggu.

Penyebab depresi saat hamil

Depresi saat hamil tidak terjadi begitu saja tanpa sebab. Secara umum ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi ini.

  • Masalah dengan pasangan karena pekerjaan di rumah atau perselisihan lainnya. Kondisi ini menyebabkan wanita hamil menjadi depresi akut dan akhirnya merasa sendirian.
  • Memiliki riwayat depresi dari orang tua seperti ibu di masa lalu yang sama-sama depresi saat hamil. Meski tidak selalu, peluang ini cukup besar untuk memicu kondisi depresi saat hamil.
  • Pernah mengalami keguguran sebelumnya atau berkali-kali. Kondisi ini menyebabkan wanita jadi suka panik saat hamil. Kondisi panik berlebihan ini justru berbahaya untuk kesehatannya.
  • Ada komplikasi pada kehamilan.
  • Pernah mengalami trauma atau kekerasan saat sedang hamil.

Gangguan janin akibat ibu mengalami depresi

Depresi secara langsung akan mengakibatkan gangguan pada ibu hamil. Gangguan ini bisa berupa perubahan pola makan dan juga tidur. Wanita hamil bisa kekurangan nutrisi pada tubuh dan stres berlebihan. Karena bayi mendapatkan makanan dari ibu, kalau tubuh mengalami gangguan, janin juga akan mengalami gangguan.

Bayi yang berada di rahim wanita dengan kondisi stres akan jarang sekali mengalami bergerak. Bayi yang tidak bergerak merupakan tanda gangguan yang cukup besar dan wajib dikhawatirkan. Oleh karena itu, perbaiki pola makan dan juga lakukan berbagai cara agar depresi hilang agar bayi yang berada di dalam kandungan tidak mengalami gangguan.

Penanganan depresi saat hamil

Seperti yang elah dijelaskan di atas, depresi saat hamil memiliki banyak sekali efek samping khususnya pada ibu dan juga janin yang sedang dikandungnya. Nah, untuk mengatasi permasalahan ini, penganganan di bawah ini harus dilakukan.

  • Membentuk kelompok pendukung atau group support. Dengan membentuk ini tekanan yang dimiliki bisa diminimalkan. Anda bisa saling mendukung dengan orang lain yang memiliki masalah sama. Dengan memiliki teman, rasa kesepian bisa dicegah.
  • Menggunakan psikoterapi. Dokter atau terapi akan menggunakan beberapa metode yang tepat untuk menangani masalah depresi.
  • Terapi lampu. Terapi ini digunakan untuk memanipulasi hormon di dalam tubuh.
  • Menggunakan obat tertentu yang meredakan ketegangan sehingga pikiran buruk yang selalu mengganggu tidak muncul.

Selain menggunakan beberapa cara di atas, kondisi depresi saat hamil juga bisa diatasi dengan menggunakan beberapa cara di bawah ini.

  • Melakukan olahraga secara rutin meski intensitasnya tidak tinggi. Jalan kaki setiap pagi atau sore hari saja sudah cukup.
  • Memperhatikan pola makan setiap harinya dan wajib terpenuhi. Makanan yang sehat dan bergizi akan mengendalikan mood tubuh sehingga Anda tidak mudah marah atau murung.
  • Beristirahat yang cukup. Ibu hamil wajib tidur setidaknya 6-8 jam setiap harinya dan tidak boleh kurang dari itu. Kalau tidur sampai berkurang jamnya, kemungkinan terjadi gangguan akan besar.
  • Melakukan akupuntur kalau Anda berani melakukannya.
  • Mengonsumsi makanan dengan kandungan omega-3 yang cukup tinggi. Anda juga bisa menggunakan suplemen agar depresi bisa menurun.

Demikianlah sedikit ulasan tentang depresi saat hamil yang banyak dialami oleh wanita. Semoga ulasan di atas bisa membantu Anda dalam mengatasi masalah depresi pada diri sendiri atau membantu pasangan yang sedang hamil untuk terbebas dari masalah ini.

 

 

 

by: DokterSehat.Com