(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Demam Tifoid (Typhoid Fever)

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 4834 kali

Demam tifoid (typhoid fever) masih  menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, khususnya di negara-negara berkembang dengan sanitasi buruk termasuk Indonesia. World Health Organization memperkirakan terdapat 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insiden 600 ribu kasus kematian tiap tahun.

Merupakan penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang nomor 6 tahun 1961 tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini termasuk penyakit yang mudah ditularkan serta dapat menyerang banyak orang sehingga bisa menimbulkan wabah.

Demam tifoid  adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh Salmonella Typhi (S.typhi) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran cerna dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.

Bakteri Salmonella dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Dapat mati dengan pemanasan (suhu 60 o C) selama 15-20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi.

Demam tifoid bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh tertentu terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan nyeri saat diraba. Masa inkubasi (tunas) demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari.

Gejala klinik demam tifoid :

  • Demam tinggi dari 39 0 C – 40 0 C yang meningkat secara perlahan dimulai sore hingga dini hari.
  • Tubuh menggigil
  • Denyut jantung lemah (bradycardia)
  • Badan lemah (weakness)
  • Sakit kepala yang hebat pada malam hari, terutama di belakang kepala.
  • Nyeri otot (myalgia)
  • Kehilangan nafsu makan
  • Konstipasi
  • Sakit perut (rasa tidak enak pada perut)
  • Pada kasus tertentu muncul penyebaran flek merah muda (rose spots)
  • Lidah kotor di tengah, tepi dan ujung merah, tremor

Hasil Laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang penegakan diagnosa dengan widal di mana adanya kenaikan titer antibody O ataupun H. Atau juga bisa dilakukan dengan Tubex TF untuk memeriksa adanya antibody terhadap kuman tersebut. Kultur darah untuk memeriksa hasil biakan darah yang positif mengandung kuman.

Pengobatan demam tifoid dilakukan dengan tilogi penatalaksanaan yaitu

  • istirahat & perawatan, anjuran untuk istirahat tirah baring serta jaga kebersihan perorangan.
  • diet & terapi penunjang, diet bubur saring yang kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar akhirnya diberikan nasi.
  • serta pemberian antimikroba, dengan obat pilihan utama yaitu kloramfenikol atau bisa diganti dengan obat pilihan lain apabila ada alergi obat utama.

Komplikasi

  • perforasi usus
  • ileus paralitik
  • perdarahan usus
  • hepatitis
  • miokarditis
  • bronkopneumonia
  • pleuritis
  • koagulasi intravaskular diseminata
  • sepsis

Strategi pencegahan lebih diarahkan pada ketersediaan air bersih, menghindari makanan yang terkontaminasi, hygiene perorangan, sanitasi yang baik, serta pemberian vaksin sesuai kebutuhan.

Source : perbidkes.com. Ugm.ac.id, penyakittifus.com, emedicine.medscape.com