Demam tifoid atau tipes adalah infeksi bakteri yang dapat mengganggu banyak organ. Tanpa pengobatan yang tepat, tifoid dapat menyebabkan komplikasi serius dan menjadi fatal. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang seringkali menyebabkan keracunan makanan. Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan bakteri melalui kotoran atau urin. Jika seseorang makan atau minum yang telah terkontaminasi, maka orang tersebut dapat terkena demam tifoid.
Gejala demam tifoid dapat berupa demam tinggi yang dapat mencapai ≥ 39.5C, pegal linu, sakit pada daerah perut, dan diare parah. Beberapa orang dapat timbul ruam yang disebut “rose spot” yang berukuran kecil dan timbul pada perut dan dada. Gejala lain yang terjadi termasuk:
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri ganas yang disebut Salmonella typhi, yang dapat menyebabkan salmonellosis, suatu infeksi usus yang serius. Bakteri ini menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Di negara berkembang, dimana demam tifoid banyak berkembang (wabah), banyak kasus terjadi karena minum air yang terkontaminasi dan kebersihan yang buruk. Mayoritas orang di negara maju terkena bakteri tifoid saat berjalan-jalan, ini berarti bakteri Salmonella typhi disebarkan melalui kotoran dan terkadang melalui urine yang terinfeksi. Seseorang dapat terkena infeksi jika mengonsumsi makanan yang disentuh dengan penderita demam tifoid yang tidak mencuci tangan secara bersih setelah menggunakan toilet.
Bahkan setelah pengobatan dengan antibiotik, sejumlah kecil orang yang sembuh dari demam tifoid tetap menyimpan bakteri didalam usus atau empedu selama bertahun-tahun. Orang ini disebut pembawa kronik, yang dapat menularkan bakteri melalui kotoran mereka, meskipun mereka tidak lagi memiliki tanda atau gejala dari penyakit tersebut.
Faktor Risiko
Demam tifoid merupakan ancaman serius, terutama pada negara berkembang yang menginfeksi 26 juta jiwa setiap tahunnya. Risiko terkena tifoid akan meningkat jika:
Setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, bakteri salmonella menyerang usus kecil dan memasuki pembuluh darah. Bakteri dibawa oleh sel darah putih ke hati, limpa dan sumsum tulang, dimana mereka akan berkembang biak dan memasuki pembuluh darah lagi. Bakteri menyerang kantung empedu, sistem empedu, dan jaringan limfatik usus. Bakteri akan memasuki saluran usus dan dapat diperiksa melalui sampel feses. Jika hasil tes tidak jelas, sampel darah atau urine dapat digunakan untuk membuat diagnosa.
Terapi antibiotik adalah pengobatan yang efektif untuk demam tifoid, yang akan ditentukan oleh dokter. Jika demam tifoid didiagnosa sangat awal, dapat diberikan tablet antibiotik, yang membutuhkan terapi selama 7-14 hari. Beberapa strain bakteri salmonella typhi dapat menyebabkan demam tifoid yang menyebabkan resistensi antibiotik. Umumnya gejala akan membaik setelah mengonsumsi obat selama 2-3 hari.
Antibiotik yang paling umum digunakan adalah:
Vaksin direkomendasikan jika seseorang ingin bepergian keluar negeri ke tempat yang kejadian demam tifoid tinggi. Saat bepergian, usahakan untuk selalu minum air yang matang atau air mineral dalam botol dan konsumsi makanan yang matang, serta cuci tangan sebelum makan.
Hal ini dapat dilakukan untuk mencegah penularan kepada orang lain:
Temui dokter secepatnya jika curiga terkena demam tifoid. Jika terdapat gejala setelah kembali dari bepergian, segera konsultasi dengan dokter.