Olahraga dilakukan untuk membuat tubuh sehat dan stamina tetap terjaga. Anda sebaiknya menyempatkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit setiap harinya. Tapi adakalanya kita tak bisa menghindari cedera saat berolahraga.
Menurut dr. Andreas Wardono, Sp.KFR, M.Kes dari Siloam Hospitals Lippo Cikarang, cedera saat berolahraga dapat terjadi kapan pun, tak peduli apapun jenis olahraga yang kita lakukan. Cedera tersebut dapat terjadi akibat kecelakaan, kesalahan teknik dalam berolahraga, perlengkapan yang tidak memadai, atau akibat overuse atau olahraga berlebihan.
Untuk mencegahnya, pilihlah olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh, pahami teknik dasar dari olahraga tersebut, ikuti arahan pelatih untuk pemula dari setiap jenis olahraga, serta lakukan pemanasan atau warming up sebelum melakukan aktivitas olahraga. Begitu pula dengan peregangan atau stretching.
Pemanasan bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan suhu tubuh atau otot-otot, agar siap untuk dibebani dengan gerakan-gerakan olahraga. Peregangan bertujuan untuk memanjangkan otot-otot tertentu untuk menambah fleksibilitas tubuh atau otot.
Contoh pemanasan seperti jogging ringan atau berjalan kurang lebih 5 menit diikuti dengan peregangan dinamis kurang lebih 30 detik per bagian otot. Sementara peregangan statis dapat dilakukan di akhir aktivitas olahraga 30- 90 detik per bagian otot.
Sebagian besar cedera olahraga dapat diobati secara efektif. Untuk cedera biasa seperti cedera otot atau sendi, yang harus diingat adalah prinsip RICE (Rest, Icing, Compression, dan Elevation). Sebaliknya, pemijatan saat cedera sebaiknya dihindari karena dapat memperburuk kondisi cedera.
Sedangkan cedera yang mengancam jiwa yang melibatkan kepala atau otak, tulang belakang, dan pembuluh darah besar atau mengakibatkan seseorang mengalami perdarahan banyak, harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Sumber: Majalah Silver, Siloam Hospitals.
Article By Rianti Fajar