(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Cedera ACL dengan Operasi vs. Cedera ACL Tanpa Operasi, Mana Pilihan yang Tepat?

Admin rsud | 10 Oktober 2019 | 33724 kali

Anterior Cruciate Ligament (ACL), mungkin nama itu tidak asing bagi Anda yang hobi berolahraga. Cedera ACL adalah cedera yang paling sering terjadi pada lutut. Jika cedera ACL sudah terjadi, biasanya dibutuhkan tindakan operasi untuk mengembalikan fungsi ACL seperti sedia kala. Perlu tidaknya operasi bergantung pada tingkat keparahan cedera dan aktivitas fisik. Jika dibiarkan, cedera ACL tanpa operasi memiliki dampak yang harus Anda cermati.

Sendi lutut dibentuk oleh tulang paha, tulang kering, dan tempurung lutut. Ligamen adalah struktur yang mengikat tulang-tulang tersebut. ACL terletak di dalam sendi lutut dengan posisi menyilang. Fungsi ACL adalah untuk mencegah tulang kering bergeser ke depan, juga menjaga stabilitas lutut dalam gerakan berputar. Cedera pada ligamen dikenal dengan istilah sprain. Berdasarkan derajat keparahannya, sprain dibagi menjadi tiga tingkatan:

  • Tingkat 1

Terjadi kerusakan ringan pada ligamen. Ligamen sedikit teregang, tapi masih dapat menjaga sendi lutut tetap stabil.

  • Tingkat 2

Terjadi robekan sebagian pada ligamen (jarang).

  • Tingkat 3

Ligamen robek seluruhnya dan menyebabkan sendi lutut menjadi tidak stabil.

Jika dibandingkan dengan laki-laki, wanita lebih rentan mengalami cedera ACL. Hal ini disebabkan oleh:

  • Permukaan tulang paha yang lebih sempit, menyebabkan gesekan pada ACL lebih mudah terjadi.
  • Pinggul wanita yang lebih lebar, sehingga sudut yang dibentuk oleh tulang paha dan tulang kering lebih miring.
  • Otot wanita lebih elastis akibat pengaruh hormon dan genetik, sehingga kekuatannya dalam melindungi ACL lebih rendah dibandingkan laki-laki.
  • Reaksi otot yang lebih lambat, sehingga meningkatkan risiko kerusakan ACL saat mendarat setelah lompat.
  • Hormon sebelum menstruasi dan saat menstruasi berperan untuk elastisitas sendi termasuk ACL, hormone yang berperan adalah estrogen, progesteron dan relaksin.

Cedera ACL dengan Operasi vs. Cedera ACL Tanpa Operasi

Pemulihan cedera ACL bergantung pada aktivitas fisik, derajat cedera, dan stabilitas lutut. Pada kasus cedera robekan ACL parsial, pasien pada umumnya dapat sembuh dengan periode penyembuhan dan rehabilitasi selama sekitar 3 bulan. Sementara itu, ACL yang mengalami robek keseuruhan tidak dapat sembuh dengan sendirinya tanpa operasi.

Cedera ACL tanpa operasi dapat menyebabkan stabilitas lutut terganggu, dan berpotensi menyebabkan cedera yang lebih berat di kemudian hari. Salah satu risikonya adalah robeknya meniskus (bantalan tulang rawan). Cedera berulang pasca cedera ACL sering terjadi akibat instabilitas lutut. Sebagian besar pasien akan mengalami kerusakan meniskus lutut akibat instabilitas lutut selama 10 tahun atau lebih sejak cedera ACL pertama.

Tatalaksana cedera ACL tanpa operasi dapat dipertimbangkan pada kondisi:

  • Sprain ringan, di mana ACL tidak robek dan stabilitas lutut baik.
  • ACL robek sebagian, tanpa gejala ketidakstabilan lutut.
  • ACL robek sepenuhnya, tanpa gejala ketidakstabilan lutut saat beraktivitas ringan. Dengan catatan tidak dapat kembali melakukan olahraga berat.
  • Usia tua dengan aktivitas fisik yang relatif sedikit dan ringan.
  • Anak-anak yang masih tumbuh.

ACL yang sudah robek tidak dapat dijahit untuk disatukan lagi dalam operasi. Dalam operasi, ACL yang robek digantikan menggunakan graft dari jaringan lain. Waktu yang dibutuhkan oleh graft untuk tumbuh diperkirakan sekitar 6 bulan, sehingga penyembuhan pascaoperasi membutuhan waktu cukup lama. Saat ini, prosedur operasi sudah dapat dilakukan menggunakan artroskopi.

Cedera ACL merupakan cedera lutut yang cukup sering terjadi dan berpengaruh besar terhadap stabilitas sendi lutut. Mungkin Anda ragu untuk melakukan operasi. Namun, perlu diingat bahwa bahaya cedera ACL tanpa operasi berisiko menyebabkan cedera lutut yang lebih parah di kemudian hari.