Buta warna adalah kondisi di mana penderitanya tidak mampu untuk melihat perbedaan antara warna-warna tertentu. Buta warna biasanya diwariskan dari keluarga. Sebagian besar penderita buta warna tidak dapat membedakan antara beberapa warna merah dan hijau.
Terdapat tiga jenis buta warna yang dapat diketahui, antara lain:
Gejala-gejala yang dialami penderita buta warna, antara lain:
Pada sebagian besar kasus, buta warna disebabkan oleh kesalahan genetik yang diwariskan dari orangtua kepada anaknya. Hal itu terjadi karena beberapa sel sensitif warna di dalam mata, yang disebut cones hilang atau tidak berfungsi dengan benar. Terkadang buta warna dapat berkembang di kemudian hari sebagai hasil dari kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti diabetes, glaukoma, degenerasi makula terkait usia dan multiple sclerosis, efek samping dari obat termasuk digoxin, etambutol, chloroquine, hydroxychloroqine, phenytoin dan sildenafil, dan paparan bahan kimia berbahaya seperti karbon disulfida dan styrene.
Dokter mata akan mendiagnosis kondisi buta warna dengan memberikan tes berupa gambar yang dirancang khusus (tes ishihara) terbuat dari titik-titik berwarna dengan angka atau bentuk dalam warna berbeda yang tersembunyi di antara mereka. Penderita buta warna akan merasa kesulitan untuk melihat beberapa pola yang terdapat di dalam titik-titik tersebut.