(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Bumil Wajib Tahu, Berbagai Hal Mengenai Bed Rest Saat Hamil

Admin rsud | 27 Februari 2020 | 60612 kali

Sebagian calon ibu dianjurkan untuk melakukan bed rest atau tirah baring oleh dokter karena alasan tertentu. Jangan terlanjur sedih jika dokter meminta Anda untuk bed rest. Beristirahat saat hamil diperlukan dalam menjaga kesehatan ibu dan janin yang tengah dikandungnya.

Namun, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai bed rest saat hamil. Lantas, apa saja hal tersebut?

Jenis bed rest saat hamil

Bed rest atau tirah baring saat hamil adalah istilah yang digunakan ketika dokter menyarankan Anda untuk lebih banyak beristirahat dan membatasi aktivitas yang dilakukan selama kehamilan. Umumnya, bed rest dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Bed rest ringan

Dalam bed rest ringan, ibu hamil hanya perlu mengurangi tingkat aktivitas yang biasa dilakukannya. Ibu pun masih dapat menjalankan sejumlah aktivitas fisik yang ringan, seperti berjalan-jalan di sekitar rumah maupun menyiapkan makanan yang mudah.

  • Bed rest total

Dalam bed rest total, ibu tidak diizinkan bekerja maupun melakukan pekerjaan rumah tangga. Dokter hanya menganjurkan ibu untuk beristirahat total dengan tetap berada dalam posisi duduk dan berbaring. Pada bed rest ini, ibu dapat membaca buku, menonton tv, atau mengobrol. Bahkan dalam beberapa kasus, buang air besar atau air kecil juga harus dilakukan di kasur dengan menggunakan pispot.

Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan Anda dan kondisi janin sebelum menentukan jenis bed rest mana yang Anda butuhkan. Oleh sebab itu, konsultasikanlah pada dokter kandungan Anda.

Mengapa ibu hamil harus bed rest?

Pada umumnya, ibu hamil dianjurkan melakukan bed rest jika memiliki kondisi kronis tertentu atau kondisi kehamilan yang berisiko. Berikut hal yang membuat ibu hamil dianjurkan untuk tirah baring:

  • Preeklampsia

Memiliki tekanan darah yang tinggi atau preeklampsia membuat ibu hamil harus melakukan bed rest. Tujuan dari tirah baring untuk kondisi ini, yaitu agar kehamilan dapat tetap aman hingga memasuki waktu untuk bersalin.

  • Kontraksi prematur

Calon ibu yang berkontraksi secara teratur sebelum minggu ke-37 kehamilan atau menunjukkan tanda-tanda persalinan dini, umumnya memerlukan bed rest. Bed rest dilakukan untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur atau mempersiapkan persalinan hingga waktunya aman.

  • Kehamilan kembar

Ibu yang mengandung janin kembar juga dianjurkan untuk bed rest karena kehamilannya lebih berisiko. Ini dapat membantu ibu beristirahat agar kehamilannya berjalan dengan aman.

  • Pendarahan vagina

Pendarahan vagina dapat terjadi karena plasenta letak rendah (plasenta previa) atau terlepasnya plasenta dari rahim sebelum waktunya (solusio plasenta). Ini membuat ibu harus melakukan bed rest karena dikhawatirkan akan membahayakan kehamilannya. Karena solusio plasenta adalah kondisi gawat darurat maka, sebaiknya langsung ke Rumah Sakit.

  • Masalah serviks atau leher rahim

Adanya masalah pada serviks, seperti serviks yang lemah atau memendeknya serviks sebelum waktunya dapat mendatangkan risiko kelahiran prematur pada bayi. 

  • Ketuban pecah dini

Keluarnya air-air merembes dari vagina dapat menjadi indikasi ketuban pecah dini (sebelum waktunya), hal ini dapat menyebabkan infeksi dan membahayakan janin. Karena adanya robekan pada selaput yang membungkus janin maka untuk mencegah robekan lebih besar maka ibu hamil harus bed rest total.

Bed rest dianggap bermanfaat untuk ibu hamil karena dapat mengurangi tekanan pada leher rahim dan tekanan pada jantung sehingga mampu meningkatkan sirkulasi ke rahim. Namun tak hanya bed rest, perawatan medis untuk berbagai kondisi tersebut juga harus dilakukan. Lakukan bed rest sesuai anjuran dokter karena jika berlebihan dilakukan akan mendatangkan risiko kesehatan.

Risiko bed rest saat hamil

Bed rest yang dilakukan secara berlebihan atau dalam arti ibu hanya berbaring seharian untuk waktu yang lama ternyata dapat menimbulkan risiko bahaya. Adapun risiko kesehatan yang mungkin terjadi, yaitu:

  • Tromboemboli, yaitu terjadinya penggumpalan darah pada pembuluh darah vena dalam contohnya vena di kaki
  • Berkurangnya massa tulang atau demineralisasi tulang
  • Kenaikan berat badan secara berlebih
  • Stres
  • Meningkatnya kecemasan dan depresi
  • Nyeri otot dan persendian
  • Sakit punggung
  • Pusing
  • Berat lahir bayi rendah
  • Pemulihan yang lebih lama setelah persalinan

Dalam mengurangi risiko tersebut, sebaiknya lakukanlah bed rest dengan baik. Berikut hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu tirah baring berjalan dengan baik:

  • Buat jadwal

Anda bisa membuat jadwal mengenai hal yang apa yang akan Anda lakukan agar bed rest tidak terasa membosankan dan membuat Anda stres.

  • Menjaga kekuatan otot

Tetap jaga kekuatan otot dengan melakukan latihan yang direkomendasikan oleh dokter. Menggerak-gerakan kaki juga dapat membantu menurunkan risiko pembekuan darah selama tirah baring.

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dapat membantu menjaga kehamilan. Perbanyaklah konsumsi sayur dan buah, serta jangan lupa untuk minum air putih agar terhindar dari dehidrasi.

Rutinlah melakukan pemeriksaan kehamilan agar dokter dapat mendeteksi sedini mungkin jika terdapat masalah. Hal ini juga dapat membantu Anda menerima penanganan yang tepat dengan segera sehingga kehamilan tetap terjaga.