(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Biang Keringat

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 1813 kali

Biang keringat dikenal pula sebagai ruam panas, miliaria, heat rash, atau prickly heat. Biang keringat terlihat sebagai ruam berwarna merah dan menonjol yang terasa gatal dan dapat menyebabkan sensasi menyengat atau perih pada bagian kulit.

Biang keringat tidak hanya terjadi pada bayi dan anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Kondisi ini terjadi pada cuaca panas dan lembap, yang memicu keringat berlebih. Biang keringat atau ruam panas disebabkan oleh keringat yang terjebak dan tidak dapat menguap akibat penyumbatan saluran kelenjar keringat di bawah kulit.

Biang keringat yang ringan biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Biang keringat yang lebih berat mungkin membutuhkan penanganan medis. Mendinginkan kulit dan mencegah terjadinya keringat adalah salah satu cara terbaik untuk membantu meringankan gejala biang keringat.

 

Lokasi munculnya biang keringat umumnya berbeda pada bayi dan orang dewasa. Pada bayi dan anak, ruam biasanya dapat ditemukan pada bagian sekitar leher, dada, dan pundak. Terkadang biang keringat dapat juga ditemukan pada bagian ketiak, lipatan siku, serta selangkangan. Sementara itu pada orang dewasa, biang keringat biasanya muncul pada bagian lipatan kulit yang bergesekan dengan pakaian. Biang keringat memiliki beberapa jenis dengan tanda dan gejala yang bervariasi. Ada empat jenis biang keringat, yaitu miliaria kristalina, miliaria rubra, miliaria pustulosa, dan miliaria profunda.

  • Miliaria kristalina
    Bentuk ruam panas ini merupakan yang paling ringan, dan memengaruhi kelenjar keringat pada kulit bagian atas. Kemunculannya ditandai dengan bintil-bintil kecil berisi cairan jernih yang mudah pecah, tanpa rasa gatal maupun nyeri. Jenis ruam panas ini lebih cenderung dialami oleh bayi dibandingkan oleh orang dewasa.
  • Miliaria Rubra
    Jenis ruam panas atau biang keringat ini menjadi yang paling umum ditemui. Ruam ini muncul karena adanya sumbatan di saluran kelenjar keringat pada lapisan kulit yang lebih dalam. Gejala dari kondisi ini adalah munculnya bintik merah yang disertai dengan gatal yang intens dengan sensasi perih dan menyengat, disertai peradangan akibat keringat yang tidak bisa keluar dari permukaan kulit.
  • Miliaria Pustulosa
    Perkembangan dari miliaria rubra, ketika bintil-bintil tersebut mengalami peradangan dan berisi nanah.
  • Miliaria Profunda
    Ini merupakan bentuk ruam panas yang paling jarang ditemukan dan menjadi bentuk terparah dari biang keringat. Biang keringat ini terjadi pada dermis, yaitu lapisan kulit yang lebih dalam. Kondisi ini biasanya timbul ketika seseorang melakukan aktivitas fisik yang mengeluarkan banyak keringat. Akibatnya, muncul bintik merah dengan ukuran lebih besar dan keras seperti kondisi kulit ketika merinding.
 

Ruam panas biasanya disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar keringat. Akibatnya, bagian kulit yang tidak dapat mengeluarkan keringat sehingga terjadi peradangan dan timbul ruam. Berikut ini adalah beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya sumbatan pada kelenjar keringat.

  • Kelenjar keringat yang belum berkembang dengan baik, terutama pada bayi, sehingga keringat tertahan di bawah kulit. Kondisi ini dapat terjadi pada minggu pertama kehidupan, terutama ketika bayi sedang dihangatkan dalam inkubator, dengan pakaian tebal dan panas, maupun sedang mengalami demam.
  • Iklim tropis. Iklim yang panas dan lembap merupakan salah satu pemicu biang keringat.
  • Kegiatan fisik seperti olahraga, atau pekerjaan yang memerlukan aktivitas fisik yang berat hingga mengeluarkan keringat yang banyak
  • Kepanasan, misalnya akibat mengenakan pakaian yang terlalu tebal, atau tidur dengan menggunakan selimut berlebihan
  • Bed rest dalam waktu yang lama. Risiko timbulnya biang keringat cukup tinggi pada pasien yang sedang menjalani bed rest dalam waktu lama, terutama jika pasien mengalami demam.
 

Diagnosis biang keringat tidak membutuhkan tes. Dokter akan melakukan diagnosis berdasarkan penampilan kulit pasien.

 

Langkah utama yang dapat dilakukan adalah menjaga kulit tetap dingin sehingga tidak berkeringat dan tidak menyebabkan iritasi lebih berat, serta menghindari paparan panas yang menyebabkan biang keringat. Anda bisa mengatasi biang keringat sendiri di rumah dengan langkah-langkah sederhana berikut ini:

  • Kenakan pakaian dari bahan katun.
  • Hindari pakaian ketat yang membuat kulit sulit bernapas.
  • Pastikan kamar tidur mempunyai ventilasi yang baik, sehingga udara tidak panas. Gunakan peralatan tidur yang sesuai dengan cuaca saat itu sehingga Anda tidak kepanasan.
  • Mandi dengan air dingin
 

Untuk mengatasi gatal atau rasa tertusuk pada kulit, Anda bisa melakukan cara-cara berikut ini.

  • Gunakan kain basah yang dingin, atau kompres es (yang dilapisi kain), tidak lebih dari 20 menit
  • Hindari menggaruk ruam. Jika gatal, usap dengan lembut.
  • Hindari penggunaan sabun mandi atau krim dengan parfum (pewangi)
  • Oleskan losion Calamine, untuk meredakan rasa gatal pada kulit.
 

Biang keringat biasanya sembuh jika Anda melakukan langkah-langkah untuk mendinginkan kulit dan melindunginya dari panas. Segera temui dokter jika kondisi-kondisi berikut ini terjadi.

  • Anda telah mencoba langkah-langkah untuk mengatasi biang keringat tersebut, tapi belum berhasil.
  • Setelah 3-4 hari, ruam tidak menghilang, atau malah bertambah parah.
    Muncul tanda-tanda infeksi (demam menggigil, rasa sakit bertambah, nanah pada bintil atau ruam, pembengkakan kelenjar getah bening leher, ketiak, maupun selangkangan)
  • Sakit yang meningkat, bengkak, rasa panas atau kemerahan di sekitar area yang terinfeksi
  • Nanah mengalir dari lesi
  • Kelenjar getah bening yang bengkak pada daerah ketiak, leher atau pangkal paha
  • Demam atau menggigil