Stroke kerap terjadi setelah seseorang jatuh di kamar mandi. Benarkah jatuh atau terpeleset tersebut adalah pemicu stroke?
Data yang dirilis oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa penyakit stroke adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada 2014, dengan angka kejadian sebesar 21,1 persen.
Hasil perhitungan tersebut diperoleh dari 41.590 kematian di Indonesia selama Januari hingga Desember. Peringkat satu yang diduduki oleh stroke ini kemudian disusul oleh penyakit jantung (12,9 persen) dan diabetes mellitus (6,7 persen).
Penyakit stroke telah dikaitkan dengan berbagai macam penyebab, salah satunya adalah akibat jatuh di kamar mandi. Namun sebelum memahami hal tersebut, perlu diketahui bahwa penyakit yang satu ini dapat disebabkan berbagai hal terkait kesehatan dan gaya hidup yang dijalani.
Stroke atau serangan otak adalah gangguan kesehatan dimana terjadi sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik) yang lantas memengaruhi otak. Kondisi ini menyebabkan kerusakan sel otak sehingga kehilangan fungsinya. Kondisi awal stroke disebut dengan golden period.
“Masa golden period adalah tiga jam setelah stroke mulai menyerang. Pada masa ini penderita masih sangat mungkin untuk terhindar dari stroke bila langsung ditangani dengan benar,” ujar dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter.
Perlu diingat bahwa stroke merupakan kondisi gawat darurat medis yang harus segera dikenali dan ditangani. Lebih lanjut, dr. Astrid memaparkan gejala stroke sebagai berikut:
Salah satu gejala stroke di atas adalah hilangnya keseimbangan tubuh. Hal ini berkaitan dengan anggapan yang beredar di masyarakat bahwa stroke bisa disebabkan oleh jatuh di kamar mandi. Namun, benarkah demikian?
Bicara tentang hubungan antara terpeleset di kamar mandi dan risiko stroke, sesungguhnya tidak ada korelasi langsung antara kedua hal tersebut. Menurut dr. Astrid, secara medis keduanya belum tentu berkaitan.
“Terpeleset di kamar mandi tidak memicu stroke. Namun orang yang memiliki risiko jatuh yang tinggi juga sering kali memiliki faktor risiko stroke, contohnya pada orang dengan obesitas dan lansia,” kata dr. Astrid.
Kemungkinan yang sering terjadi pada pasien stroke adalah adanya serangan stroke ringan atau transient ischaemic attack (TIA) serta kondisi berkurangnya aliran darah ke otak dalam waktu singkat.
Orang yang mengalami TIA biasanya merasakan kelemahan, mati rasa, atau kelumpuhan mendadak pada salah satu sisi anggota tubuh. Keluhan-keluhan tersebut pada umumnya membaik dalam 24 jam, meski perlu ditelaah lebih lanjut jika berlangsung lebih dari itu.
Tanpa perbaikan gaya hidup dan kesehatan tubuh, orang yang menderita TIA memiliki risiko sangat tinggi mengalami stroke. Sebab saat terserang TIA, risiko seseorang untuk jatuh lebih besar lantaran anggota gerak yang melemah. Oleh sebab itu, serangan stroke sering dihubungkan dengan riwayat jatuh saat terjadi serangan TIA.
“Terpeleset di kamar mandi memang dapat berbahaya, namun tidak memiliki hubungan secara langsung dengan stroke di kemudian hari. Jika Anda mengenal seseorang yang memiliki riwayat terjatuh dan mengalami keluhan tertentu setelahnya, segera periksakan ke dokter.
Kemudian apabila Anda memiliki faktor risiko stroke, ubahlah gaya hidup menjadi lebih sehat. Hal ini disampaikan oleh dr. Astrid agar Anda terhindar dari serangan stroke yang dapat mengganggu aktivitas.
Anda memiliki gejala yang merujuk pada stroke? Tak usah takut, pasalnya memburuknya kondisi stroke dapat diperlambat dengan melakukan terapi dini dan penanganan yang tepat. Jadi, jaga kesehatan agar terhindar dari stroke, mulai dari sekarang!
https://www.klikdokter.com/info-sehat