Cedera bisa dialami oleh siapa saja dan kapan saja. Tak hanya saat berolahraga, aktivitas sehari-hari Anda pun rentan menimbulkan cedera.
Risiko cedera dapat dialami oleh siapa saja, baik mereka yang bergelut di bidang olahraga seperti atlet, hingga masyarakat awam. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor, mulai dari intensitas fisik yang keras sampai beragam kesalahan dalam melakukan gerakan-gerakan tertentu.
Olahraga bela diri misalnya, menuntut penggunaan seluruh bagian tubuh dengan waktu latihan yang rutin dan kadang sangat intens. Oleh karena itu, olahraga bela diri yang mengharuskan kontak fisik dan membutuhkan banyak pergerakan dapat menyebabkan berbagai macam cedera
“Sudah pasti tidak ada orang yang ingin mengalami cedera saat melakukan berbagai teknik bela diri seperti memukul, menendang, menangkis, dan berbagai teknik lainnya. Selain menyakitkan dan membuat tidak nyaman, efek cedera akibat bela diri dapat dirasakan dalam jangka waktu panjang,” ujarnya.
Tak hanya bela diri saja. Dalam keseharian, Anda pun rentan mengalami cedera bila tak berhati-hati. Berikut ini adalah beberapa jenis cedera yang rentan terjadi saat Anda beraktivitas:
Sering kali dokter menemukan bahwa pasien lanjut usia mengeluh nyeri pada lutut alias mengalami robekan meniscus, atau tulang rawan robek. Kondisi ini menggambarkan jaringan yang sudah tua dan usang, sehingga rentan terhadap banyak hal.
Menurut Centers for Control Disease and Prevention (CDC), setidaknya 300.000 orang berusia 65 tahun ke atas dirawat di rumah sakit karena patah tulang pinggul, dan sebagian besar disebabkan oleh jatuh.
Parahnya lagi, komplikasi yang terkait dengan patah tulang pinggul menjadi lebih sering terjadi saat bertambahnya usia. Oleh sebab itu, bagi Anda yang berusia di atas 50 tahun atau memiliki kerabat yang telah lansia, berusahalah untuk melindungi diri dari cedera ini.
Mengingat jaringan otak akan menyusut seiring bertambahnya umur, para lansia disinyalir berisiko mengalami hematoma atau penyatuan darah di permukaan otak. Cedera ini biasanya disebabkan oleh trauma ringan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Kedokteran Pascasarjana, dokter sering salah mendiagnosis hematoma sebagai tumor hingga perdarahan subaraknoid.
Kondisi ini dapat terjadi ketika kepala dipukul atau terbentur cukup parah hingga menyebabkan kerusakan otak. Meskipun dapat terjadi pada siapa pun, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Geriatrics Society menetapkan bahwa cedera tersebut menyebabkan lebih dari 80.000 kunjungan ke UGD setiap tahun pada demografi lansia.
Dokter menyarankan bila ingin tetap aktif, Anda cukup menjaga kesehatan yang optimal. Akan tetapi, terlalu banyak aktivitas fisik juga dapat memiliki kelemahan.
Menurut satu studi dari Medical College of Wisconsin, cedera pada area sekitar kaki, khususnya tendon, sangat umum terjadi pada pasien pria di atas usia 30 tahun dan yang sudah menginjak usia lanjut.
Secara khusus, cedera pada pergelangan kaki terlihat pada pasien usia 40-an akhir dengan gejala seperti munculnya rasa nyeri di belakang tumit dan pergelangan kaki terasa lemas saat berjalan. Atasi kondisi ini dengan beristirahat cukup serta hentikan aktivitas fisik saat pergelangan kaki terasa sakit.
Beberapa jenis cedera mungkin terkadang dianggap sederhana karena dapat langsung dipulihkan dengan pijat atau beristirahat. Namun, bila kondisi cedera di atas dibiarkan begitu saja, bukan tak mungkin gangguan kesehatan lainnya akan muncul sebagai komplikasi. Jadi, tetaplah waspada dalam beraktivitas, demi menghindari cedera yang mengintai sewaktu-waktu. Untuk menjaga kesehatan tulang, penuhi asupan kalsium harian Anda.
by : Klikdokter.com
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read