Radang paru-paru atau pneumonia secara spesifik menyebabkan peradangan pada bagian kantong udara pada salah satu atau kedua paru-paru. Penyebab dari gejala radang paru-paru umumnya adalah bakteri atau virus.
Gejala radang paru-paru berbeda-beda dan tergantung dari tingkat keparahannya. Namun, gejala radang paru-paru yang berkepanjangan dan makin parah bisa saja mengindikasikan sesuatu yang lebih berbahaya daripada sekedar radang paru-paru biasa.
Biasanya, gejala radang paru-paru yang terlihat adalah batuk berdahak, demam, berkeringat, menggigil, rasa sakit di dada saat bernapas atau batuk, mual, muntah, diare, sesak napas, dan kelelahan.
Pada bayi yang baru lahir, gejala radang paru-paru bisa saja tidak terlihat jelas. Bayi bisa saja mempunyai gejala muntah, demam, batuk, sesak napas, kelelahan, dan kesulitan untuk menyusu.
Sementara itu, penderita yang berusia 65 tahun ke atas justru mengalami suhu tubuh yang di bawah normal, serta merasa kebingungan.
Pada tahun 2018, Amanda Nerstad dikejutkan dengan hasil dokter yang menyatakan bahwa dirinya menderita kanker paru stadium empat. Wanita berusia 39 tahun awalnya mengalami kesulitan dalam bernapas dan rasa lelah yang disangka sebagai gejala radang paru-paru.
Akan tetapi, setelah pemeriksaan lebih lanjut, Amanda ternyata mengidap kanker paru stadium empat. Anehnya, Amanda bukanlah seorang perokok dan bahkan menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan yang bergizi dan rajin berolahraga.
Kaitan antara radang paru-paru dan kanker paru telah ditelaah dalam sejumlah penelitian. Salah satunya adalah penelitian pada tahun 2014 yang menemukan bahwa terdapat peningkatan risiko terkena kanker paru pada penderita pneumococcal pneumonia.
Gejala radang paru-paru jenis pneumococcal pneumonia disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.
Bakteri ini juga bisa memicu infeksi bakteri dalam darah atau bakteremia, infeksi telinga dan sinus, serta infeksi pada jaringan dan cairan di otak dan saraf tulang belakang atau meningitis.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa kanker paru disebabkan oleh radang paru-paru. Sebagian besar kanker paru dipicu oleh kelainan genetik dan perilaku merokok. Namun, orang yang tidak merokok juga bisa mengalami kanker paru.
Terkadang, saat awal gejala radang paru-paru sulit dibedakan dengan gejala kanker paru karena hampir serupa.
Pengobatan radang paru-paru atau pneumonia umumnya bisa dilakukan di rumah dan gejala yang dialami akan semakin membaik setelah beberapa hari atau minggu. Namun, terkadang rasa lelah akibat radang paru paru bisa berlangsung selama sebulan lebih.
Saat seseorang menderita radang paru paru, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi radang paru paru yang dipicu oleh bakteri. Selain antibiotik, obat batuk adalah salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi batuk dan mengeluarkan dahak dari paru paru.
Dokter juga akan memberikan obat antisakit dan antidemam diberikan untuk menanggulangi rasa tidak nyaman dan demam yang dirasakan, seperti ibuprofen, acetaminophen, dan aspirin. Namun, pada kasus radang paru paru yang sudah parah, penderita perlu untuk dirawat inap di rumah sakit.
Terdapat beberapa gejala radang paru-paru yang serupa dengan gejala kanker paru, tetapi terdapat gejala lain yang mengindikasikan kemungkinan dari gejala kanker paru.
Batuk berdarah dan infeksi paru-paru yang muncul secara terus-menerus bisa menjadi peringatan mengenai kemungkinan seseorang menderita kanker paru.
Selain itu, kesulitan menelan, perubahan bentuk pada ujung jemari yang membengkak (clubbing finger), pembengkakan di wajah atau leher, demam yang tinggi, rasa sakit pada bahu atau leher yang tidak kunjung hilang, dan suara yang serak adalah pertanda dari gejala kanker paru lainnya.
Namun, kanker paru juga menimbulkan gejala umumnya seperti kelelahan, penurunan berat badan, kesulitan bernapas, dan rasa sakit saat batuk ataupun bernapas. Oleh karenanya, selalu konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyakit yang dialami secara pasti.
Tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker paru, tetapi Anda dapat menurunkan risiko terkena kanker paru dengan: