Mioma uteri adalah tumor otot yang dapat tumbuh di rahim. Meski pada banyak kasus, tumor ini akan hilang dengan sendirinya, tapi Anda tetap perlu mengetahui gejala dari mioma uteri ini.
Mioma uteri dikenal juga dengan nama fibroid, leiomioma, mioma, dan fibroma. Mioma uteri merupakan pertumbuhan abnormal yang berkembang di rahim wanita. Sebagai tumor jinak, mioma uteri jarang berubah menjadi kanker.
Mioma memiliki ukuran, bentuk, dan letak yang bervariasi. Mioma uteri dapat muncul di rahim, dinding rahim, maupun permukaan rahim. Selain itu, mioma juga dapat menempel pada rahim, dengan struktur seperti tangkai atau batang.
Beberapa mioma berukuran sangat kecil, sehingga dokter bahkan tidak dapat melihatnya dengan mata telanjang. Akan tetapi, terdapat pula miom yang tumbuh besar, sehingga dapat mempengaruhi ukuran, dan bentuk rahim.
Sebagian besar wanita yang terkena mioma uteri mungkin tidak pernah tahu bahwa dirinya menderita miom. Sebab pada beberapa kasus, penyakit ini tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Sementara itu, beberapa wanita mungkin mengetahuinya saat melakukan pemeriksaan rutin atau ultrasonografi.
Ada empat jenis mioma uteri, berdasarkan letaknya di rahim.
Mioma intramural adalah jenis miom yang paling umum terjadi. Miom ini muncul di dalam dinding otot rahim. Mioma intramural dapat tumbuh lebih besar, dan dapat meregangkan rahim.
Mioma subserosal terbentuk di bagian luar rahim yang disebut serosa. Karena tumbuh cukup besar, mioma ini bisa membuat rahim Anda terlihat lebih besar di satu sisi.
Tumor subserosal dapat berkembang menjadi mioma pedunculated. Miom ini memiliki tangkai, dan dapat menjadi cukup besar.
Mioma submukosa berkembang di lapisan otot tengah atau mendorongmenonjol ke dalam rongga rahim. Biasanya mioma ini ditemukan di otot bawah lapisan dinding rahim. Miom ini jarang ditemui.
Sampai saat ini, penyebab mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Meski demikian, ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi pembentukannya, seperti hormon, riwayat keluarga, dan kehamilan.
Ovarium memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon tersebut menyebabkan lapisan rahim beregenerasi atau menebal setiap bulan selama menstruasi, dan dapat merangsang pertumbuhan miom.
Jika ibu, saudara perempuan atau nenek Anda memiliki riwayat mioma uteri, maka miom juga dapat tumbuh dalam rahim Anda.
Miom dapat berkembang dan tumbuh dengan cepat selama kehamilan. Sebab, kehamilan meningkatkan produksi estrogen, dan progesteron dalam tubuh Anda.
Selain itu, Anda berisiko lebih tinggi terkena miom uteri jika berusia lebih dari 30 tahun, mengalami haid pertama pada usia terlalu dini, kekurangan vitamin D, dan mengonsumsi daging merah terlalu banyak, serta memiliki berat badan yang berlebih (obesitas).
Gejala mioma uteri yang Anda alami akan tergantung pada jumlah, letak, dan ukuran tumor yang Anda miliki. Berikut ini beberapa gejala yang dapat muncul pada penyakit mioma uteri,
Miom dapat menyusut selama, dan setelah menopause. Hal itu berkaitan dengan penurunan kadar estrogen dan progesteron, yang terjadi pada wanita menopause.