Ketika sedang asyik bermain dengan si mpus, jari Anda mungkin pernah tiba-tiba digigitnya. Di balik sikapnya yang tenang dan kelucuannya, hewan ini memang senang menggigit di saat-saat tertentu. Karena itu, kasus digigit kucing bukanlah hal langka.
Gigitan kucing yang hanya menggores permukaan kulit mungkin tak perlu dikhawatirkan. Tapi kalau sudah meninggalkan luka, apa yang harus Anda lakukan?
Jangan pernah abaikan luka digigit kucing, baik itu luka ringan maupun luka yang dalam. Luka akibat gigitan hewan rentan menyebabkan infeksi, terutama bila terjadi di jari tangan atau tangan. Pasalnya, infeksi di area ini lebih sulit dilawan daripada infeksi di bagian tubuh lainnya.
Tak hanya itu, jika bakteri dari mulut kucing masuk ke kulit (melalui luka terbuka), infeksi juga tak dapat dielakkan. Mengapa?
Setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri dapat langsung berkembang biak. Hal ini akan mengusik sistem imun dan menimbulkan gejala infeksi pada tubuh Anda. Misalnya, pembengkakan dan peradangan.
Agar tak terjadi infeksi, penting untuk segera melakukan pertolongan pertama setelah digigit kucing. Berikut langkah-langkahnya:
Segeralah temui dokter jika luka digigit kucing tidak kunjung sembuh atau kondisinya makin memburuk meski Anda sudah melakukan perawatan di rumah. Pasalnya, ini bisa menjadi pertanda adanya infeksi.
Gejala infeksi akibat digigit kucing juga bisa menimbulkan keluhan-keluhan di bawah ini:
Untuk itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala tersebut. Terutama bagi Anda yang:
Dokter akan memberikan antibiotik untuk menangani infeksi, baik infeksi ringan maupun berat. Durasi pengobatan yang Anda jalani akan tergantung pada jenis gigitan, tingkat keparahan gigitan, dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan.
Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan vaksinasi tetanus. Lagi-lagi, hal ini tergantung pada seberapa parah luka digigit kucing dan status vaksinasi Anda.
Infeksi akibat digigit kucing yang dibiarkan begitu saja atau terlambat diobati, bisa menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa. Tetanus dan rabies adalah contohnya.
Sulit menelan dan kaku otot adalah dua dari sekian banyak gejala umum tetanus. Cegah penyakit ini dengan melakukan vaksinasi tetanus.
Vaksin tetanus tersedia baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Pencegahan dengan imunisasi sangat penting karena penyakit ini belum ada obatnya hingga sekarang.
Tanda dan gejala rabies meliputi demam tinggi, sulit menelan, dan kejang. Meski jarang, rabies juga bisa dialami oleh kucing. Komplikasi akibat rabies bisa berujung pada kematian.
Jika Anda digigit kucing dan kucing tersebut menunjukkan gejala rabies, segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan rabies.
Ketahuilah bahwa meski kucing peliharaan Anda tampak manis dan manja, mereka tetaplah hewan predator. Artinya, mereka tidak bisa hidup tanpa menggigit, mencakar, dan menerkam.
Anda tak dapat mencegah naluri hewan meski sudah lama memeliharanya. Yang perlu Anda lakukan adalah memberikan ruang untuk melepaskan tendensi tersebut pada hewan piaraan Anda. Misalnya dengan menyediakan mainan gigitan kucing. Anda juga dapat melatih kucing agar tidak menggigit dan melakukan tindakan agresif lainnya.
Bila Anda digigit kucing, segeralah tangani dengan pertolongan pertama yang telah dijelaskan di atas. Jangan abaikan meski luka tampak ringan.
Jika luka tidak kunjung sembuh dan semakin tampak memburuk, atau disertai keluhan lainnya, periksakan kondisi Anda ke dokter. Dengan ini, dokter bisa memberikan perawatan dan penanganan yang tepat.