(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Anak Rentan Terkena Gizi Buruk? Pahami Penyebab dan Faktor Risikonya Berikut Ini

Admin rsud | 17 Desember 2019 | 1062 kali

Gizi buruk terjadi ketika anak tidak menerima nutrisi penting yang cukup, untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Nutrisi penting yang cukup, dapat membuat anak Anda menjalani hidup yang sehat, dan bebas penyakit.

Gizi buruk dapat terjadi ketika anak kekurangan gizi atau atau malah kelebihan konsumsi makanan dan minuman, tanpa menerima nutrisi penting.

Kesehatan mental jadi salah satu penyebab gizi buruk

Dalam kasus gizi buruk, WHO memperkirakan, lebih dari 46 juta orang di seluruh dunia mengalami kekurangan gizi dan 15 juta anak di seluruh dunia mengalami perkembangan yang terhambat akibat pola makan yang buruk. Sementara itu, lebih dari dua miliar orang dewasa dan anak-anak, kelebihan berat badan atau obesitas.

Gizi buruk dapat disebabkan oleh berbagai kondisi lingkungan maupun medis. Berikut ini penyebab gizi buruk yang dapat terjadi pada anak.

1. Rendahnya asupan makanan

Kurangnya asupan makanan yang cukup, dapat menyebabkan anak tidak mendapat nutrisi yang diperlukan. Selain itu, bahan makanan yang sulit dicerna pun, dapat membuat anak kehilangan nafsu makan, sehingga tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup.

Tak hanya itu, pola makan yang buruk, dapat membuat anak mengalami gizi buruk karena makan secara tidak teratur.

2. Masalah kesehatan mental

Kondisi seperti  depresi, bulimia, dan anoreksia, dapat menyebabkan anak kekurangan gizi. Anak dengan kondisi kesehatan mental seperti itu, tidak dapat mengikuti kebiasaan makan yang benar. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan anak terkena gizi buruk.

3. Masalah sosial dan mobilitas

Jika Anda tidak dapat meninggalkan rumah untuk membeli makanan atau sulit menyiapkan makanan, maka anak dapat mengalami gizi buruk. Tidak tersedianya makanan, tentu akan membuat anak tidak mendapat nutrisi penting bagi tubuhnya.

4. Gangguan pencernaan dan kondisi lambung

Jika tubuh anak tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik, maka ia berisiko mengalami gizi buruk. Gangguan pencernaan seperti penyakit Crohn, diare atau muntah, dapat menyebabkan hilangnya nutrisi penting.

Tak hanya itu, kondisi lambung yang bermasalah seperti maag kronis, dapat mengakibatkan anak kesulitan makan, hingga mengalami gizi buruk.

 

5. Kurangnya asupan ASI

Kurang atau bahkan tidak adanya asupan ASI, dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk pada bayi dan anak. ASI merupakan nutrisi penting bagi anak, karena baik bagi pertumbuhan, dan membantu sistem kekebalan tubuh tetap kuat.

6. Kurangnya aktivitas fisik

Anak yang tidak melakukan cukup aktivitas fisik, bisa mengalami gizi buruk. Sebab, kurangnya aktivitas fisik dapat memperlambat proses pencernaan, dan menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas, yang mengarah pada gizi buruk.

7. Sanitasi dan kebersihan air yang buruk

Sanitasi dan kebersihan air yang tidak baik, dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular, seperti diare pada anak-anak, yang merupakan penyebab utama gizi buruk. Berdasarkan data UNICEF, dehidrasi diare merenggut 2,2 juta nyawa anak balita di negara-negara berkembang, setiap tahun.

2 Faktor risiko gizi buruk pada anak

Gizi buruk berisiko lebih tinggi terjadi pada anak-anak dengan tiga kondisi berikut ini.

1. Tinggal di negara berkembang

Anak-anak yang tinggal, seperti di wilayah Afrika Sub-Sahara atau Asia Selatan, berisiko terkena gizi buruk. Sebab, anak-anak di wilayah tersebut, kesulitan mendapatkan makanan sehat dan memadai.

2. Kemiskinan

Anak yang hidup dalam kemiskinan atau keluarga berpenghasilan rendah, tentu kurang atau bahkan tidak dapat menyediakan cukup asupan makanan bergizi. Akibatnya, anak berisiko mengalami gizi buruk.

Yang harus selalu diperhatikan, anak-anak mengalami peningkatan kebutuhan nutrisi. Sehinga jika kebutuhan tersebut tidak dipenuhi, anak berisiko lebih tinggi terhadap gizi buruk.  

Untuk menghindari terjadinya gizi buruk, berilah anak Anda asupan makanan yang bergizi. Gizi yang diberikan tidak boleh kurang ataupun lebih, sehingga harus seimbang.