(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Alergi Kacang

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 941 kali

Alergi kacang adalah salah satu penyebab umum terjadinya serangan alergi berat. Hal ini menjadikan kacang sebagai salah satu alergen (sumber alergi) yang berbahaya. Gejala alergi kacang bisa menjadi fatal dan mengancam nyawa. Bagi beberapa orang dengan alergi kacang, konsumsi kacang meski dalam jumlah sangat sedikit, tetap berpotensi memicu reaksi serius.

Jumlah anak yang menderita alergi kacang semakin meningkat. Oleh karena itu, sangat penting untuk tetap berkonsultasi pada dokter apapun tingkat alergi anak Anda, mengingat risiko alergi berat di kemudian hari.

 

Respons alergi terhadap kacang biasanya terjadi beberapa menit setelah mengonsumsi atau bersentuhan dengan kacang. Tanda dan gejala alergi kacang antara lain:

  • Hidung berair/pilek
  • Reaksi pada kulit seperti, gatal-gatal, kemerahan dan bengkak
  • Gatal atau rasa tidak nyaman di sekitar mulut dan tenggorokan
  • Masalah pencernaan, seperti diare, kram perut, mual dan muntah
  • Tenggorokan terasa seperti tercekik
  • Napas yang pendek atau berbunyi (mengi)

Kacang adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya reaksi anafilaksis akibat makanan. Kondisi ini merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan cepat dan tepat. Tanda dan gejala reaksi anafilaksis antara lain:

  • Penyempitan dan pembengkakan saluran napas yang menyebabkan kesulitan bernapas
  • Penurunan tekanan darah secara drastis yang mengakibatkan syok
  • Nadi berdetak cepat
  • Pusing, dan kehilangan kesadaran atau pingsan
 

Alergi kacang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh (imunitas) memberikan respons yang salah terhadap protein kacang, dengan menganggapnya sebagai bahaya. Kontak secara langsung maupun tidak langsung dengan kacang, akan menyebabkan sistem imun melepaskan senyawa yang menyebabkan gejala alergi kedalam peredaran darah. Paparan terhadap kacang dapat terjadi dalam kondisi berikut ini.

  • Kontak langsung
    Penyebab paling umum yang menyebabkan alergi kacang adalah mengonsumsi kacang atau makanan yang mengandung kacang. Terkadang kontak langsung kulit terhadap kacang juga dapat memicu reaksi alergi.
  • Kontak silang
    Ini adalah paparan yang terjadi secara tidak sengaja dengan kacang terhadap suatu produk. Hal ini biasanya berlangsung ketika makanan terpapar kacang selama tahap pembuatan.
  • Inhalasi
    Reaksi alergi yang terjadi ketika menghirup debu atau aerosol yang mengandung kacang, seperti tepung kacang atau minyak kacang yang disemprotkan.

Faktor Risiko

Hingga sekarang penyebab alergi pada seseorang masih belum jelas. Meski demikian, individu dengan faktor risiko berikut ini, rentan mengalami alergi kacang.

  • Usia
    Alergi makanan lebih sering terjadi pada anak, terutama bayi dan balita. Seiring berjalannya usia, sistem pencernaan akan semakin matang dan reaksi tubuh terhadap alergen tersebut akan menjadi lebih ringan dan berkurang.
  • Riwayat alergi kacang
    Beberapa anak dengan riwayat alergi kacang akan dapat mengatasi kondisi tersebut. Namun alergi kacang dapat kembali menyerang di kemudian hari, walaupun dirasa sudah sembuh.
  • Alergi lain
    Seseorang dengan kondisi alergi terhadap satu jenis makanan, akan berisiko lebih tinggi terhadap alergi lain. Begitu pula dengan tipe alergi lain. Misalnya demam serbuk bunga, yang akan meningkatkan risiko penderitanya terhadap alergi makanan.
  • Keluarga dengan riwayat alergi
    Seseorang akan memiliki risiko lebih tinggi terkena alergi kacang, jika anggota keluarga memiliki riwayat alergi, terutama alergi makanan.
  • Dermatitis atopik
    Orang dengan dermatitis atopik juga memiliki alergi makanan.

Komplikasi

Komplikasi terhadap alergi kacang dapat termasuk reaksi anafilaksis. Anak dan orang dewasa yang memiliki alergi kacang berat akan berisiko mengalami reaksi yang mengancam nyawa.

 

Proses diagnosis dimulai dengan gejala dan riwayat penyakit, yang lalu akan diikuti dengan pemeriksaan fisik. Tahap selanjutnya diikuti oleh:

  • Jurnal atau catatan harian
    Berisi kebiasaan makan sehari-hari, gejala dan obat-obatan yang dikonsumsi
  • Diet eliminasi
    Jika penyebab alergi belum jelas atau kemungkinan ada lebih dari satu jenis makanan yang menyebabkan alergi, maka disarankan untuk menjalankan diet eliminasi ini. Dalam diet ini, Anda akan diminta untuk tidak mengonsumsi kacang atau makanan yang dicurigai menyebabkan alergi selama satu atau dua minggu. Kemudian, makanan-makanan tersebut mulai dikonsumsi kembali satu persatu. Metode ini dapat membantu untuk menghubungkan gejala dengan makanan tertentu. Namun, bila Anda mengalami reaksi alergi yang berat terhadap alergen, maka metode ini tidak aman untuk digunakan.
  • Skin test
    Dalam pemeriksaan ini, makanan dalam jumlah kecil diletakkan di atas kulit Anda, yang lalu ditusukkan dengan jarum. Jika alergi terhadap bahan makanan ini atau zat yang terkandung di dalamnya, maka kulit Anda akan mengalami reaksi alergi.
  • Tes darah:
    Tes darah dapat mengukur respons imunitas terhadap makanan tertentu dengan memeriksa jumlah antibodi IgE (immunoglobuline E) di dalam peredaran darah yang bertanggung jawab terhadap reaksi alergi tubuh.

Semua informasi ini dapat membantu Anda mengetahui penyebab alergi atau kondisi intoleransi makanan tertentu.

 

Sampai dengan saat ini tidak ada pengobatan yang pasti untuk alergi kacang. Meski demikian, para ilmuwan terus mempelajari proses desensitisasi atau imunoterapi. Imunoterapi oral atau desensitisasi adalah suatu proses pemberian makanan yang mengandung kacang kepada individu yang alergi kacang atau berisiko mengalaminya. Kemudian, dosisnya ditingkatkan perlahan seiring berjalannya waktu. Sehingga, toleransi tubuh terhadap alergen (dalam hal ini kacang) bisa meningkat.

Namun, tingkat keamanan dari imunoterapi oral untuk alergi kacang dalam jangka panjang belum bisa dipastikan. Selain itu, metode tersebut belum mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Penelitian terbaru menyatakan bahwa proses desensitisasi pada anak (4-6 tahun) dengan risiko tinggi terhadap alergi kacang, akan sangat efektif sebagai langkah pencegahan. Meski demikian, selalu berkonsultasi dengan dokter. Sebab, ada risiko signifikan dari reaksi anafilaksis jika pengenalan tidak dilakukan dengan benar.

Sementara ini, penanganan alergi kacang sama seperti alergi makanan lainnya. Yaitu dengan menghindari makanan penyebab alergi, dan mengenali serta mengatasi reaksi alergi berat. Injeksi epinefrin (EpiPen) secepat mungkin untuk mengatasi reaksi alergi berat. Penderitanya harus segera dibawa ke unit gawat darurat terdekat,

Penderita alergi biasanya membekali diri dengan EpiPen, untuk digunakan pada saat darurat. EpiPen mengandung dosis tunggal epinefrin, dan hanya dapat dipakai sekali melalui injeksi di paha.

Jika dokter merekomendasikan EpiPen autoinjector:

  • Bawalah setiap saat
  • Selalu ganti dengan yang baru sebelum masa berlaku habis (kedaluwarsa)
  • Minta dokter untuk meresepkan autoinjector cadangan
  • Pelajari cara penggunaannya bersama orang terdekat Anda
  • Ketahui dan kenali saat yang tepat untuk memakainya. Dalam kondisi ragu terhadap kondisi darurat alergi, sebaiknya tetap gunakan EpiPen.
 

Temui dokter jika mengalami gejala atau tanda alergi kacang. Carilah perawatan darurat jika mengalami reaksi parah terhadap kacang, terutama jika memiliki tanda atau gejala anafilaksis.