(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Alergi Dingin

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 1420 kali

Alergi dingin atau urtikaria dingin adalah reaksi kulit terhadap suhu dingin yang muncul dalam beberapa menit setelah terpapar oleh suhu dingin. Tanda dan gejala umumnya meliputi kulit merah, biduran (hives) dan/atau kulit bengkak ketika terpapar oleh suhu dingin (misalnya pada cuaca dingin atau berenang di dalam air dingin). Ruam ini biasanya terlihat dalam 2-5 menit setelah paparan dan dapat berlangsung selama 1-2 jam.

Gejala alergi dingin bersifat individual. Beberapa orang akan memiliki reaksi yang ringan, sementara yang lain akan memiliki reaksi yang cenderung lebih berat. Misalnya, tekanan darah yang menjadi sangat rendah, serta kehilangan kesadaran atau syok.

Alergi dingin terjadi paling sering pada kalangan umur dewasa muda. Jika Anda menduga bahwa Anda memiliki kondisi ini, konsultasikan dengan dokter Anda. Anda juga bisa melakukan pencegahan berupa mengonsumsi antihistamin atau menghindari udara dan air dingin.

 

Tanda dan gejala alergi dingin dapat meliputi:

  • Kulit kemerahan dan timbulnya biduran (hives) pada area kulit yang terkena dingin
  • Reaksi akan memburuk saat kulit menjadi lebih hangat
  • Pembengkakan tangan ketika memegang benda yang dingin
  • Pembengkakan bibir ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang dingin

Reaksi yang berat dapat termasuk:

  • Respons dari seluruh tubuh (syok anafilaksis), yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran, jantung berdebar, pembengkakan tubuh, termasuk kaki atau tangan, dan terjadinya syok
  • Pembengkakan lidah dan tenggorokan, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas

Gejala alergi dingin biasanya dimulai segera setelah kulit terpapar oleh penurunan suhu udara atau suhu air yang mendadak. Kondisi lembap dan berangin dapat menjadi faktor risiko untuk timbulnya gejala. Setiap episode dapat bertahan selama sekitar dua jam.

Reaksi terburuk umumnya diperoleh akibat paparan kulit secara keseluruhan terhadap suhu dingin, seperti ketika berenang di dalam air dingin. Kondisi seperti itu dapat menyebabkan hilangnya kesadaran sehingga tenggelam.

 

Alergi dingin dapat terjadi karena alasan yang tidak diketahui (idiopatik). Beberapa orang memiliki sel-sel kulit yang sangat sensitif, karena faktor genetik, virus atau penyakit. Pada kondisi ini, yang umumnya terjadi adalah suhu dingin memicu pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya ke dalam aliran darah. Zat kimia ini menyebabkan kemerahan, gatal dan terkadang reaksi seluruh tubuh (sistemik).

Beberapa bentuk alergi juga merupakan penyakit sistem kekebalan tubuh yang menyerang dirinya sendiri (autoimun). Gangguan autoimun disebabkan ketika pertahanan alami tubuh terhadap benda asing mulai menyerang jaringan tubuh yang sehat, karena alasan yang tidak diketahui.

Beberapa faktor risiko untuk alergi dingin adalah usia dewasa muda, kondisi kesehatan yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh (contohnya: infeksi, hepatitis atau kanker), dan keluarga dengan riwayat alergi dingin. Pasien dengan faktor risiko riwayat keluarga ini jarang terjadi. Mereka biasanya mengalami nyeri yang menyakitkan dan gejala seperti flu setelah terpapar oleh suhu dingin.

 

Alergi dingin dapat didiagnosis dengan menempatkan es batu pada kulit lengan bawah pasien selama 4-5 menit. Hasil yang positif ditunjukkan dengan munculnya biduran (hives) sesuai bagian yang bersentuhan dengan es batu, dalam beberapa menit setelah es batu diangkat.

Tindakan di atas menunjukkan bahwa paparan terhadap dingin dibutuhkan. Namun, pembentukan biduran hanya akan terjadi ketika suhu kulit meningkat kembali setelah es batu diangkat.

Salah satu faktor risiko alergi dingin berupa kondisi kesehatan yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Jika dokter mencurigai adanya kondisi kesehatan tertentu, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani tes darah atau tes lainnya.

 

Alergi dingin dapat hilang dengan sendirinya dalam hitungan minggu, bulan, hingga waktu yang lebih lama. Tidak ada obat untuk kondisi ini, tetapi langkah-langkah perawatan dan pencegahan dapat membantu meringankannya.

Dokter mungkin akan menyarankan untuk mencoba mencegah maupun mengurangi gejala dengan pengobatan di rumah. Misalnya dengan menggunakan antihistamin yang dapat dibeli di apotek dan dengan menghindari paparan terhadap suhu dingin. Jika itu tidak membantu, dokter mungkin akan meresepkan obat.

Obat yang diresepkan untuk mengobati alergi dingin meliputi:

  • Antihistamin:
    Antihistamin menghambat pelepasan zat kimia histamin yang menghasilkan gejala. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala ringan alergi dingin atau untuk mencegah reaksi. Sebelum terpapar oleh suhu dingin, minum antihistamin terlebih dahulu untuk membantu mencegah reaksi. Contohnya termasuk loratadine, cetirizine dan desloratadine.
  • Omalizumab:
    Biasanya diresepkan untuk mengobati asma. Obat ini telah berhasil digunakan pada pasien dengan alergi dingin yang tidak memberikan respons terhadap obat lain.

Jika alergi dingin disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, Anda mungkin memerlukan obat-obatan atau perawatan lain untuk masalah kesehatan itu juga. Apabila Anda memiliki riwayat reaksi sistemik, dokter mungkin akan meresepkan adrenalin auto-injector (EpiPen/Jext/Emerade/lainya) untuk dibawa ketika bepergian.

 

Langkah-langkah berikut ini dapat membantu mencegah episode alergi dingin yang berulang.

  • Minum antihistamin sebelum terpapar oleh suhu dingin.
  • Minum obat sesuai resep dari dokter.
  • Lindungi kulit dari perubahan suhu yang dingin atau perubahan yang mendadak. Jika akan berenang, masukkan sebagian dari tangan Anda ke dalam air terlebih dahulu dan amati reaksi pada kulit.
  • Hindari minuman dan makanan dingin untuk mencegah pembengkakan pada tenggorokan Anda.
  • Jika dokter meresepkan adrenalin auto-injector (EpiPen/Jext/Emerade/lainya), simpanlah obat tersebut untuk membantu mencegah atau menangani reaksi yang serius.
  • Bicarakan dengan dokter bedah Aatau petugas medis mengenai kondisi alergi dingin tersebut jika Anda akan menjalani operasi. Sehingga, tim bedah dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah gejala akibat suhu dingin di dalam ruang operasi.
 

Jika mengalami reaksi kulit setelah terpapar oleh suhu dingin, berkonsultasilah dengan dokter. Bahkan jika reaksinya ringan. Sebab, dokter bisa membantu mengatasi kondisi kesehatan Anda yang mendasari alergi tersebut.

Segera cari pertolongan darurat atau emergensi jika setelah terpapar oleh suhu dingin, tubuh memberikan respons berupa syok anafilaksis maupun kesulitan bernapas.

 

Anda mungkin pertama-tama akan mengunjungi dokter umum. Kemudian, dokter kemungkinan merujuk Anda ke dokter spesialis kulit atau ke spesialis alergi (ahli alergi-imunologi). Siapkan daftar pertanyaan untuk dokter agar kunjungan Anda efektif.