(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Akromegali

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 2742 kali

Akromegali adalah kondisi langka yang terjadi ketika tubuh memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak, sehingga menyebabkan jaringan lunak dan tulang tumbuh secara berlebihan dan lebih cepat. Seiring berjalannya waktu, hal ini menyebabkan ketidaknormalan pertumbuhan tangan dan kaki menjadi besar dan berbagai gejala lain. Akromegali biasanya didiagnosis pada orang berusia 30-50 tahun, tetapi dapat terjadi pada semua usia. Ketika berkembang sebelum pubertas, kondisi ini disebut juga dengan ‘gigantisme’.

 

Gejala akromegali dapat sulit dideteksi karena berkembang perlahan seiring berjalannya waktu. Kondisi ini bisa diilustrasikan sebagai kondisi ketika seseorang dapat merasakan bahwa cincin yang semula cukup di jarinya, menjadi ketat dan kemudian tidak cukup lagi. Berikut ini adalah gejalanya:

  • Pembesaran tulang pada wajah, kaki dan tangan
  • Rambut yang tumbuh banyak pada wanita
  • Lidah dan rahang yang membesar
  • Alis yang menonjol
  • Percepatan pertumbuhan yang berlebihan. Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang yang memiliki pertumbuhan yang abnormal sebelum masa remaja.
  • Pertambahan berat badan
  • Sendi yang membengkak dan sakit yang membatasi gerakan
  • Ruang di antara gigi
  • Jari tangan dan jari kaki terentang
  • Suara berat
  • Kelelahan dan sakit kepala
  • Kesulitan tidur
  • Kelemahan pada otot
  • Sering berkeringat
  • Bau badan
  • Pembesaran kelenjar sebaceous (kelenjar penghasil minyak pada kulit)
 

GH atau growth hormone (hormon pertumbuhan) adalah bagian dari sejumlah hormon yang mengatur pertumbuhan serta perkembangan tubuh. Orang dengan akromegali memiliki hormon GH yang terlalu banyak. Hal ini mempercepat pertumbuhan tulang dan pembesaran organ. Karena stimulasi pertumbuhan ini, tulang dan organ individu dengan akromegali, lebih besar daripada orang normal.

Growth hormone diproduksi di kelenjar pituitari. Berdasarkan data Institusi Kesehatan Nasional, lebih dari 95 persen akromegali disebabkan oleh tumor yang mempengaruhi kelenjar pituitari. Tumor ini disebut adenoma. Adenoma sangat umum terjadi dan dialami sekitar 17 persen orang. Pada kebanyakan orang, tumor ini tidak menyebabkan pengeluaran hormon GH yang berlebihan. Namun jika tumor memengaruhi pengeluaran hormon GH maka akromegali dapat terjadi.

Faktor risiko

Akromegali dapat dimulai di berbagai waktu setelah pubertas. Namun, hal ini terjadi lebih sering terjadi pada berusia 40-60 tahunan. Namun, para penderitanya kadang tidak menyadari kondisi tersebut, karena akromegali terjadi secara perlahan.

 

Untuk memulai proses diagnosis dokter akan mempelajari riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter akan merekomendasikan langkah-langkah berikut ini bagi pasien.

  • Pengukuran GH dan IGF-I
    Setelah pasien menjalani puasa semalaman, dokter akan mengambil contoh darah untuk mengukur level GH dan IGF-I. Peningkatan kadar kedua hormon ini mengindikasikan adanya akromegali.
  • Tes penekanan hormon pertumbuhan
    Langkah ini ini merupakan metode untuk memverifikasi akromegali. Dalam tes ini, level darah dari GH diukur sebelum dan sesudah pasien mengonsumsi gula (glukosa). Dalam kondisi normal, glukosa akan menekan kadar GH. Namun pada akromegali, kadar GH akan tetap tinggi.
  • Pemeriksaan pencitraan.
    Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalankan pemeriksaan pencitraan seperti MRI, untuk membantu mengetahui lokasi dan ukuran tumor pada kelenjar pituitari.
 

Pengobatan dari akromegali dilakukan berdasarkan kondisi kesehatan umum, usia dan beratnya penyakit tersebut pada pasien.

Jenis pengobatan untuk akromegali bergantung pada gejala yang dialami pasien. Biasanya pengobatan dilakukan untuk:

  • Mengurangi produksi hormon pertumbuhan ke level yang normal
  • Menghilangan tekanan di sekitar tumor pituitari yang tumbuh
  • Mengobati kekurangan hormon
  • Meringankan gejala akromegali
  • Menjaga fungsi normal dari kelenjar pituitari

Banyak orang dengan akromegali memiliki tumor pituitari yang membutuhkan operasi untuk menghilangkannya. Obat atau radioterapi terkadang lebih dibutuhkan dibandingkan operasi.

  • Operasi
    Operasi efektif untuk sebagian banyak individu dan dapat mengobati akromegali sepenuhnya. Namun, terkadang tumor terlalu besar untuk dihilangkan seluruhnya, dan membutuhkan operasi lain atau perawatan lain dengan obat atau radioterapi
  • Obat
    Jika level GH masih tinggi setelah dioperasi, atau tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi, maka pasien akan diberikan obat resep. Ada tiga tipe berbeda dari obat untuk akromegali, yaitu suntikan bulanan dari octreotide, lanreotide atau pasireotide yang berfungsi untuk memperlambat pengeluaran GH, dan terkadang dapat mengecilkan ukuran tumor. Suntikan harian pegvisomant yang berfungsi untuk menghambat efek dari GH dan meringankan gejala secara signifikan, atau pemberian tablet bromocriptine atau tablet cabergoline untuk menghentikan produksi GH juga menjadi pilihan. Namun, obat-obatan jenis ini hanya bekerja pada sebagian kecil penderita.
  • Radioterapi
    Jika operasi tidak memungkinkan, yaitu ketika tidak semua tumor dapat diangkat pengobatan tidak berhasil, maka pasien akan disarankan untuk menjalani radioterapi. Radioterapi dapat mengurangi level hormon pertumbuhan, tetapi tidak akan memberikan efek dalam beberapa tahun dan pasien tetap memerlukan obat untuk sementara.
 

Jika mengalami tanda dan gejala yang berhubungan dengan akromegali, kunjungi dokter untuk evaluasi. Akromegali biasanya berkembang perlahan dan bahkan anggota keluarga tidak mengetahui adanya perubahan fisik yang terjadi karena penyakit ini. Diagnosis awal sangat penting, sehingga penderita dapat menerima pengobatan yang tepat. Akromegali dapat mengarah pada komplikasi serius apabila tidak diobati.