(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Abses Anus

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 2991 kali

Abses anus adalah sebuah kondisi menyakitkan pada daerah anus. Terdapat pembengkakan seperti bisul pada daerah dekat anus yang berwarna kemerahan dan terasa hangat jika disentuh. Hal ini terjadi akibat infeksi dari kelenjar anus di daerah perianal.

Dalam beberapa kasus, abses anus dapat menyebabkan fistula ani atau kondisi yang terjadi ketika abses tidak sembuh dan pecah. Fistula ani adalah sebuah lubang terowongan kecil yang terbentuk antara kulit dan otot dari anus akibat infeksi. Jika abses anus tidak sembuh, akan menyebabkan rasa sakit yang memerlukan tindakan operasi.

 

Gejala yang paling umum adalah pembengkakan di sekitar anus dan rasa sakit yang terus menerus diiringi sensasi berdenyut. Nyeri terasa sangat menggangu, terutama saat buang air besar, batuk, dan duduk.

Gejala lain abses anus adalah:

  • Sembelit atau nyeri saat buang air besar
  • Nanah keluar dari anus
  • Kelelahan, demam, keringat saat malam dan kedinginan
  • Terdapat jaringan kemerahan yang menyakitkan dan mengeras di daerah anus
  • Terasa nyeri terutama ketika duduk
  • Iritasi di kulit sekitar anus
 

Penyebab umum abses anus adalah:

  • Kelenjar yang tersumbat di daerah anus
  • Infeksi fisura ani (robekan atau luka yang terbuka pada dinding saluran anus)
  • Infeksi menular seksual (IMS)
  • Cedera

Ada pula faktor-faktor yang meningkatkan risiko abses anus, diantaranya adalah:

  • Seks anal
  • Obat-obatan kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker
  • Diabetes
  • Penyakit radang usus (penyakit Crohn dan kolitis ulserativa)
  • Penggunaan obat-obatan kortikosteroid
  • Sistem kekebalan tubuh yang melemah (seperti HIV/AIDS)
 

Abses anus didiagnosis melalui pemeriksaan fisik dimana dokter akan memeriksa daerah tersebut untuk melihat adanya benjolan yang khas. Dokter akan memeriksa rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di daerah anus.

Pada beberapa orang, tidak ada tanda-tanda abses yang terlihat jelas pada permukaan kulit sekitar anus. Untuk itu, dokter akan menggunakan alat yang disebut endoskop untuk melihat ke dalam lubang anus dan rektum bawah. Terkadang abses mungkin lebih dalam daripada yang bisa ditemukan pada pemeriksaan fisik. Dokter juga dapat melakukan MRI, CT scan dan USG untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik akan kondisi anus.

Tes lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan penyakit Crohn bukan merupakan penyebab. Tes yang dapat digunakan adalah tes darah, pencitraan, dan kolonoskopi. Selama kolonoskopi, dokter akan menggunakan suatu selang fleksibel untuk memeriksa usus.

 

Kondisi ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Pada banyak keadaan antibiotik saja tidak dapat mengobati abses. Pengobatan dapat melibatkan pembedahan untuk membuka dan mengeringkan abses.

Pembedahan biasanya dilakukan dengan obat bius lokal, bersamaan dengan obat lain untuk membuat pasien mengantuk. Terkadang anestesi spinal atau umum juga dapat digunakan. Pembedahan biasanya merupakan prosedur rawat jalan, yang berarti pasien dapat pulang pada hari yang sama.

Dalam prosedur operasi, dokter bedah akan membuka abses dan mengeluarkan nanah. Prosedur drainase dapat dilakukan untuk menjaga agar sayatan tetap terbuka dan nanah tetap mengalir. Rongga abses akan ditutup dengan kain kasa.

Setelah operasi dilaksanakan, pasien dapat pulang dengan beberapa anjuran. Jika penggumpalan nanah dalam, pasien perlu beristirahat di rumah lebih lama untuk memulihkan kondisi dan merawat drainase abses. Pasien juga dianjurkan untuk berendam di bak air hangat setelah operasi. Hal ini membantu pasien untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi pembengkakan.

Dokter bedah dapat meresepkan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik kepada pasien. Pasien juga perlu mengonsumsi banyak serat untuk memudahkan buang air besar.

Komplikasi yang dapat terjadi setelah operasi adalah :

  • Infeksi
  • Fisura ani
  • Jaringan parut
  • Abses muncul kembali
 

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  • Menggunakan kondom saat berhubungan seks, termasuk seks anal untuk mencegah infeksi
  • Pada bayi dan balita, penting untuk mengganti popok secara rutin dan membersihkan anus secara menyeluruh
 

Jika merasa memiliki gejala abses anus, berkonsultasilah dengan dokter. Pengobatan sendiri dapat dilakukan, namun dokter dapat memeriksa dengan lebih baik dan dapat memberikan perawatan yang tepat dan mengurangi risiko kambuh.