(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

7 Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Wanita

Admin rsud | 09 April 2019 | 5913 kali

Anda tentu sudah sangat familiar dengan berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh wanita, salah satunya adalah yang paling sering dialami dan menjadi penyakit terpopuler tahun 2014, kanker serviks. Selain hidup sehat dan menjaga kebersihan saat beraktivitas, Anda bisa jadi memerlukan bantuan vaksin sebagai usaha pencegahan dari virus yang menular dan membuat Anda berisiko menderita berbagai penyakit berbahaya.

Kenali berbagai jenis vaksin yang disarankan untuk wanita berikut ini.

1. HPV
Jumlah penderita kanker serviks di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Penyebab penyakit ini adalah infeksi yang Human Papilloma Virus (HPV) yang sering ditemukan pada wanita yang beriwayat seksual aktif. Namun, pada sebagian besar wanita, infeksi tidak berlangsung lama dan tidak menyebabkan kanker. HPV terdiri dari hampir 40 tipe, kurang lebih 15 tipe di antaranya berhubungan dengan kanker leher rahim dan kanker di sekitar anus, vulva, dan vagina. Sebagai upaya pencegahan, wanita yang sudah menikah maupun yang belum, disarankan secara rutin mendapatkan vaksinasi HPV sebanyak tiga dosis, yaitu dosis pertama, dosis kedua di dua bulan setelahnya dan dosis ketiga pada empat bulan berikutnya. Vaksinasi HPV tidak dapat diberikan pada ibu hamil.

2. MMR
Measles (campak), Mumps (gondongan) dan Rubella (campak Jerman) adalah penyakit yang tidak bisa dianggap enteng. Virus ini dapat menyebabkan ruam, bantuk, pilek, iritasi mata dan demam. Bila tidak ditindaklanjuti dengan segera, Mumps dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis (tempat tersimpannya air liur). Vaksin ini sebaiknya diberikan sebelum menikah setidaknya satu dosis, karena bila seorang wanita mendapat infeksi rubella saat sedang hamil, hal ini bisa menyebabkan keguguran dan cacat, atau meningkatkan cacat bawaan pada bayi. Penyakit tersebut dapat menular melalui udara.

3. Influenza
Virus influenza dapat menyerang Anda kapan saja, khususnya saat musim pancaroba. Bila virus ini dibiarkan, akan berisiko tinggi mengalami komplikasi flu. Oleh karena itu, vaksinansi ini merupakan vaksinasi rutin yang perlu dilakukan setiap tahun. Vaksin ini dapat diberikan oleh semua wanita di segala usia.

4. Hepatitis A
Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran atau tinja yang biasanya menyebar melalui makanan, bukan aktivitas seksual maupun melalui darah. Selain mencegah penyakit ini dengan rajin mencuci tangan dangan benar, bisa juga melalui vaksin Hepatitis A, yaitu sebanyak dua dosis dengan jarak enam sampai 12 bulan pada individu yang berisiko infeksi Hepatitis A, khususunya pramusaji, pelancong, pengguna narkoba, penderita penyakit hati, mereka yang bekerja dengan hewan, serta peneliti virus Hepatitis A.

5. Hepatitis B
Penyakit hepatitis B menyerang hati dan bisa mengakibatkan penyakit kuning dan kanker hati. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, jarum suntik, dan penularan pada janin saat seorang wanita mengandung. Vaksin hepatitis B hanya bisa diberikan pada mereka yang belum terinfeksi, oleh karenanya perlu dilakukan pemeriksaan darah sebelum mendapatkan vaksin. Vaksinasi hepatitis B dilakukan dengan tiga kali penyuntikan, yaitu di awal, sebulan setelahnya dan enam bulan berikutnya.

6. Varicella
Varicella atau yang lebih dikenal dengan cacar air (chicken pox) perlu diberikan pada perempuan berusia di bawah 14 tahun yang belum pernah terkena cacar air. vaksin ini juga dibutuhkan oleh individu yang melakukan kontak dekat dengan pasien berisiko tinggi komplikasi, seperti petugas kesehatan maupun keluarga pasien. Vaksinasi terdiri dari dua dosis yang diberikan dengan jarak empat sampai delapan minggu.

7. Td/Tdap
Vaksin Td/Tdap adalah vaksin untuk Tetanus, diphtheria, dan acellular pertussis, sebelumnya vaksinasi ini dikenal dengan nama DPT. Vaksin ini pada dasarnya sudah merupakan salah satu vaksin wajib yang perlu diberikan sejak kecil. Seluruh orang dewasa perlu mendapatkan vaksinasi lengkap sebanyak tiga dosis. Dua dosis pertama diberikan dengan jarak kurang lebih empat minggu, lalu dosis ketiga diberikan enam sampai 12 bulan setelah pemberian dosis kedua.


Article By Bebby Sekarsari