MPox atau Cacar Monyet. Gejala dan Penanganannya
Admin rsud | 02 Oktober 2024 | 472 kali
Apa itu cacar monyet?
Cacar
monyet (monkeypox) atau sering disebut Mpox adalah salah satu penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit
cacar. Penyakit ini sebenarnya telah ditemukan oleh para ilmuwan sejak tahun
1958. Mpox merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan ruam
menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri
otot, nyeri punggung, dan energi rendah. Kebanyakan orang pulih sepenuhnya,
namun beberapa dapat mengalami penyakit yang parah.
Virus cacar monyet pertama kali
ditemukan di Denmark pada monyet pada tahun 1958. Kasus manusia pertama
tercatat pada 1970 di Republik Demokratik Kongo. Setelah vaksinasi cacar
dihentikan pada 1980. Cacar monyet atau monkeypox umumnya
memiliki gejala yang khas sehingga dapat dengan mudah dikenali, yaitu bintil
bernanah di kulit. Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis langka yang terjadi
karena adanya infeksi virus yang ditularkan dari hewan primata atau pengerat
seperti monyet, tikus, atau tupai ke manusia. Lalu menular kembali dari manusia
ke manusia. Virus cacar monyet juga termasuk dalam kelompok orthopoxvirus.
Penularan virus dari hewan yang sudah terinfeksi ke manusia yang terjadi
melalui cakaran atau gigitan hewan tersebut. Di sisi lain, cacar monyet juga
bisa ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang membawa
virus monkeypox tersebut, juga dapat terjadi lewat
percikan droplet atau air liur dari orang yang telah
terinfeksi. Percikan droplet yang keluar ketika batuk atau
bersin tersebut dapat masuk melalui mulut, hidung, mata hingga pada luka
terbuka yang ada di kulit. Kemudian, penularan cacar monyet juga dapat terjadi
melalui kontak benda yang sudah terkontaminasi.
Di
Indonesia, kasus cacar monyet pertama kali muncul pada 20 Agustus 2022.
Kemudian, pada 13 Oktober 2023, pemerintah kembali melaporkan kasus cacar
monyet.
Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan, bahwa hingga Sabtu (17/8/2024), terdapat
88 kasus konfirmasi cacar monyet. Kasus tersebut tersebar di berbagai wilayah,
antara lain:- Jakarta sebanyak 59 kasus
konfirmasi.
- Jawa Barat 13 kasus konfirmasi.
- Daerah Istimewa Yogyakarta 3
konfirmasi.
- Kepulauan Riau 1 konfirmasi.
Gejala
Cacar Monyet
Gejalanya
hampir serupa dengan penyakit cacar air,
akan tetapi gejala yang dirasakan lebih ringan dibandingkan dengan penyakit
cacar. Gejala cacar monyet akan muncul setelah 5 hingga 21 hari setelah paparan
virus.
Periode
invasi
Ada
beberapa gejala awal yang perlu diwaspadai, antara lain: - Demam, ini adalah gejala umum
yang muncul di awal penyakit.
- Pembengkakan kelenjar getah
bening.
Biasanya,
1 hingga 3 hari setelah mengalami gejala awal, pengidap cacar monyet akan
mengalami ruam.
Ruam
tersebut bisa muncul di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, tangan, kaki,
mulut, area genital, hingga pada area mata.
Periode
erupsi kulit
Selanjutnya
ruam akan berkembang menjadi lesi dengan beberapa tahapan berikut ini:- Makula. Lesi akan berubah warna,
tetapi masih berbentuk datar.
- Papula. Lesi akan sedikit
terangkat.
- Vesikel. Lesi akan semakin
berkembang dan membentuk benjolan dengan cairan bening di dalamnya.
- Pustula. Cairan di dalam lesi
akan berubah menjadi warna kekuningan.
Gejala
akan dialami selama 2 hingga 4 minggu. Biasanya, kondisi ini dapat membaik dan
menghilang dengan sendirinya.
Pengobatan
Cacar Monyet
Apabila
kamu atau orang terdekat mengalami gejala mirip cacar monyet, sebaiknya segera
menghubungi fasilitas Kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang
tepat.
Diagnosis
dan pengobatan yang dilakukan sedari dini bisa membantumu terhindar dari
berbagai komplikasi berbahaya. Memperoleh vaksinasi Mpox sangat membantu dalam
mencegah infeksi (profilaksis prapajanan).