(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

MPox atau Cacar Monyet. Gejala dan Penanganannya

Admin rsud | 02 Oktober 2024 | 472 kali

Apa itu cacar monyet?

Cacar monyet (monkeypox) atau sering disebut Mpox adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Penyakit ini sebenarnya telah ditemukan oleh para ilmuwan sejak tahun 1958. Mpox merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan ruam menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, dan energi rendah. Kebanyakan orang pulih sepenuhnya, namun beberapa dapat mengalami penyakit yang parah.
Virus cacar monyet pertama kali ditemukan di Denmark pada monyet pada tahun 1958. Kasus manusia pertama tercatat pada 1970 di Republik Demokratik Kongo. Setelah vaksinasi cacar dihentikan pada 1980. Cacar monyet atau monkeypox umumnya memiliki gejala yang khas sehingga dapat dengan mudah dikenali, yaitu bintil bernanah di kulit. Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis langka yang terjadi karena adanya infeksi virus yang ditularkan dari hewan primata atau pengerat seperti monyet, tikus, atau tupai ke manusia. Lalu menular kembali dari manusia ke manusia. Virus cacar monyet juga termasuk dalam kelompok orthopoxvirus. Penularan virus dari hewan yang sudah terinfeksi ke manusia yang terjadi melalui cakaran atau gigitan hewan tersebut. Di sisi lain, cacar monyet juga bisa ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang membawa virus monkeypox tersebut, juga dapat terjadi lewat percikan droplet atau air liur dari orang yang telah terinfeksi. Percikan droplet yang keluar ketika batuk atau bersin tersebut dapat masuk melalui mulut, hidung, mata hingga pada luka terbuka yang ada di kulit. Kemudian, penularan cacar monyet juga dapat terjadi melalui kontak benda yang sudah terkontaminasi.
 
Di Indonesia, kasus cacar monyet pertama kali muncul pada 20 Agustus 2022. Kemudian, pada 13 Oktober 2023, pemerintah kembali melaporkan kasus cacar monyet. 
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan, bahwa hingga Sabtu (17/8/2024), terdapat 88 kasus konfirmasi cacar monyet. Kasus tersebut tersebar di berbagai wilayah, antara lain:
  • Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi.
  • Jawa Barat 13 kasus konfirmasi.
  • Banten 9 konfirmasi.
  • Jawa Timur 3 konfirmasi.
  • Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi.
  • Kepulauan Riau 1 konfirmasi.
 

Gejala Cacar Monyet

Gejalanya hampir serupa dengan penyakit cacar air, akan tetapi gejala yang dirasakan lebih ringan dibandingkan dengan penyakit cacar. Gejala cacar monyet akan muncul setelah 5 hingga 21 hari setelah paparan virus. 


Periode invasi
Ada beberapa gejala awal yang perlu diwaspadai, antara lain: 
  • Demam, ini adalah gejala umum yang muncul di awal penyakit.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot.
  • Nyeri punggung.
  • Kelelahan.
  • Menggigil.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
Biasanya, 1 hingga 3 hari setelah mengalami gejala awal, pengidap cacar monyet akan mengalami ruam.
Ruam tersebut bisa muncul di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, mulut, area genital, hingga pada area mata.


Periode erupsi kulit
Selanjutnya ruam akan berkembang menjadi lesi dengan beberapa tahapan berikut ini:
  • Makula. Lesi akan berubah warna, tetapi masih berbentuk datar.
  • Papula. Lesi akan sedikit terangkat.
  • Vesikel. Lesi akan semakin berkembang dan membentuk benjolan dengan cairan bening di dalamnya.
  • Pustula. Cairan di dalam lesi akan berubah menjadi warna kekuningan.
 
Gejala akan dialami selama 2 hingga 4 minggu. Biasanya, kondisi ini dapat membaik dan menghilang dengan sendirinya.
 

Pengobatan Cacar Monyet

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala mirip cacar monyet, sebaiknya segera menghubungi fasilitas Kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. 
Diagnosis dan pengobatan yang dilakukan sedari dini bisa membantumu terhindar dari berbagai komplikasi berbahaya. Memperoleh vaksinasi Mpox sangat membantu dalam mencegah infeksi (profilaksis prapajanan).